TEMPO.CO, Jakarta - Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, mulai direnovasi pada Senin, 8 September 2014. Renovasi dilakukan untuk memperbaiki sekaligus menambah fasilitas museum sehingga lebih menarik pengunjung. Museum itu akan dilengkapi kafe dan ruang teater yang menampilkan tayangan seputar dunia bahari Indonesia. "Ada perbaikan taman juga," kata Handoyo, pegawai Museum Bahari.
Revi Mutia, 21 tahun, pemandu wisata di museum itu, menjelaskan bahwa pemerintah DKI Jakarta sedang menggalakkan kunjungan ke museum sebagai alternatif berwisata. Saat ini obyek-obyek wisata di sekitar Kota Tua, seperti Taman Fatahillah, Museum Bahari, dan Pelabuhan Sunda Kelapa telah dibuat terintegrasi. "Wisatawan yang datang ke Kota Tua akan diarahkan untuk berkunjung ke Museum Bahari. Tersedia juga sepeda wisata dari Kota ke sini yang bisa disewa dengan harga Rp 35 ribu," kata Revi. (Lihat juga: Museum yang Selalu Sepi Pengunjung)
Sayang, Museum Bahari kurang terawat. Tidak ada petunjuk arah yang memadai di ruang-ruang galeri. Selain itu, ada banyak ruang kosong berdebu yang tidak jelas kegunaannya. Pengunjung akan kebingungan karena tidak ada nama ruangan. Ruangan bagi pengunjung dan khusus petugas pun tak bisa dibedakan. Poster-poster yang menjelaskan berbagai istilah maritim pun lusuh berselimut debu. Begitu pula miniatur-miniatur kapal. (Lihat juga: Tokoh-Tokoh Pelayaran Nusantara Bertemu di Museum)
Salah satu pengunjung, Putri Sally, berharap museum ini dapat dibuat lebih nyaman. Ia datang ke museum itu untuk melihat koleksi rempah dan miniatur kapal. "Tapi rempah-rempahnya banyak yang sudah busuk," katanya.
Museum Bahari dapat dicapai dengan menggunakan bus Transjakarta arah Halte Kota. Dari halte itu masyarakat dapat menumpang Metromini Kopami 02 arah Muara Angke. Pengunjung bisa turun di simpang Pasar Ikan, lalu jalan sedikit ke arah museum. Harga tiket masuk sebesar Rp 5 ribu untuk dewasa dan Rp 2 ribu untuk anak-anak.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Terpopuler
PDIP: Ada Mafia Migas Besar dan Recehan
Pria Ini Rela Membayar Rp 900 Juta untuk Ciuman
IP Address Penghina Ridwan Kamil di Jakarta
Ahok Pede Kasus Bank DKI Tak Ganggu Kinerja
'Polisi Syariat' Berpatroli di Jerma