TEMPO.CO, Bekasi - Warga Bekasi yang tak ingin mengalami kemacetan di jalan tol maupun jalur alternatif dari Bekasi ke Jakarta dapat memanfaatkan moda transportasi kereta rel listrik (KRL). Namun, lantaran membeludaknya pengguna KRL, maka pemandangan perjalanan kereta api, khususnya di jam-jam sibuk, sangat padat. (Baca: Wali Kota Bekasi: Netizen Tak Paham Orientasi Pembangunan)
Sampai-sampai muncul meme parodi yang menyebut bahwa Bekasi letaknya jauh dari planet bumi. Sehingga harus bangun pukul 04.00 WIB kalau naik bus Mayasari, jam 05.00 WIB KRL sudah penuh, dan Tol Cawang tidak bergerak mulai pukul 06.00 WIB. (Baca: Dirisak, Pemkot Bekasi Nilai Tweeps Lebay)
"Kalau KRL mulai dibuka jam 05.05 WIB sudah penuh. Nanti sampai jam 11.00 siang baru agak longgar," kata Wakil Kepala Stasiun Kereta Api Bekasi Basunandri Wedya di kantornya, Senin, 13 Oktober 2014. (Baca: Dirisak, Bekasi Ternyata Artinya Bulan)
Selain pagi hari, kepadatan juga terjadi pada jam pulang kantor, yakni sekitar pukul 16.00 hingga 20.00 WIB. Dalam sehari pada Senin hingga Jumat, jumlah penumpang KRL bisa mencapai 30 ribu orang. Namun, pada akhir pekan hanya berkisar 23 hingga 25 ribu orang.
Satu kali pemberangkatan terdiri dari dari delapan gerbong KRL. Masing-masing gerbong dapat diisi hingga 150 penumpang saat jam ramai, dari kondisi normal sekitar 50-70 penumpang. Kebanyakan penumpang itu merupakan karyawan yang bekerja di Jakarta. "Jadi, kalau naik sampai menempel ke kaca, sulit geser, di area pintu pun desak-desakan. Super crowded," ujar Basunandri.
Sebaliknya, dari arah Jakarta ke Bekasi tidak sepadat dari Bekasi ke Jakarta. Perbandingannya sekitar 50 persen dari kepadatan Bekasi ke Jakarta. Berdasarkan pantauan Tempo, kereta dari arah Jakarta ke Bekasi tak begitu padat. "Ini tidak seberapa, nanti kalau sore dari arah Jakarta penuh sesak, antreannya mengular," ujar salah satu petugas stasiun saat membantu tapping kartu.
Sebelumnya, menurut pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, pemerintah harus lebih memperhatikan gambar parodi tersebut. Sebab, parodi itu merupakan cara unik untuk mengkritik kenyamanan pelayanan publik di Kota Bekasi. "Caranya lucu-lucuan, jadi tidak menimbulkan sakit hati. Tapi pemerintah harus perhatikan," tutur Yayat.
DEWI SUCI RAHAYU
Topik terhangat:
Mark Zuckerberg | Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Pengganti Ahok Mantan Koruptor, Ini Kata Gerindra
Video Penganiayaan Murid SD di Bukittinggi Beredar
Gerindra Usut Pengkhianatan Kadernya di Pilpres