Rumah Hawariah berdiri tepat di sebelah Terminal Depok. Hari itu, Pemerintah Kota Depok tengah membongkar kios dan lapak pedagang kaki lima karena lahan terminal akan diperluas. Yang membuat Hawariah bingung, bangunan miliknya bukanlah kios, melainkan rumah yang telah berdiri sebelum terminal itu dibangun pada 1992. Saat terminal itu diresmikan pada 1993, Hawariah sedang mengandung anak pertamanya. "Bagaimana bisa rumah dan tanah saya disamakan dengan kios pedagang?"
Mulai sekitar pukul 5.00, lebih dari seribu pasukan gabungan TNI, polisi, dan Satuan Polisi Pamong Praja mengawal pembongkaran kios di Terminal Depok. Banyaknya jumlah petugas membuat para pemilik bangunan pasrah. Hanya beberapa yang berusaha mempertahankan bangunan mereka, termasuk Hawariah.
Saat petugas datang, Hawariah masih berada di rumah bersama tiga anaknya. Sedangkan suaminya sudah berangkat kerja. Hawariah merasa tenang karena sebelumnya petugas yang sering berkunjung ke terminal menjanjikan rumah mereka tidak akan dibongkar. "Saya tidak pernah curiga karena petugas yang datang subuh itu masih biasa-biasa saja," katanya.