TEMPO.CO, Bogor - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan kemacetan lalu lintas di Kota Bogor disebabkan oleh sejumlah faktor. Namun, faktor yang paling utama adalah kurangnya pengendalian tata ruang. Selain itu, kemacetan juga disebabkan banyaknya warga luar Bogor yang menjadikan Kota Hujan sebagai tujuan favorit, terutama untuk tempat tinggal, peserta pelatihan, dan wisatawan.
Untuk membenahi Kota Bogor, Arya berjanji akan menyelesaikan permasalahan kemacetan dan pembenahan transportasi publik. Menurut dia, masalah tersebut menjadi prioritas pertama untuk dibenahi. Dalam jangka pendek, pemerintah kota akan mengurai kemacetan dengan menertibkan kawasan, rekayasa lalu lintas, dan penataan pedagang kaki lima.
Adapun untuk jangka panjang, Arya bakal membenahi transportasi umum dengan mengurangi angkutan kota dan mengkonversi ke angkutan massal bus Transpakuan. “Serta melakukan penyebaran sentra ekonomi dan wisata ke pinggiran kota," kata Arya.
Mengukur kemacetan jalan, kata dia, ada parameternya, terutama dari luas wilayah dan panjang jaringan jalan. "Kota Bogor, kan, tidak luas jika dibanding kota lainnya dan jaringan jalannya pun tidak terlalu luas sehingga seharusnya ini menjadi pertimbangan.”
Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Darat dan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Yugi Hartiman menuturkan Kota Bogor termacet lantaran laju kendaraannya 15,3 kilometer per jam dan volume per kapasitas atau VC ratio 0,86 persen. VC ratio adalah volume kendaraan sudah mendekati kapasitas jalan yang ada.
M. SIDIK PERMANA
Berita lain:
Ini Dia Calon Pembantu Presiden Jokowi
Datang ke Istana, Siti Nurbaya Dites Jokowi
Ini Bocoran Struktur Kabinet Jokowi