Mengenai uang Rp50 juta dari PT Telkom, Nuh mengaku tak mengetahui asal usulnya. "Uang itu memang ditemukan di laci meja Pak RN, tapi dia tidak tahu. Karena yang menerima uang itu Edi (Syahputra). Tidak tahu kalau Edi yang menaruhnya," ujar pengacara Nuh, Junaidi. (Baca: Raden Nuh Sempat Melawan Saat Ditangkap)
Menurut dia, sebelum penangkapan Edi Syahputra pada 27 Oktober 2014, dua orang suruhan AY, bos PT Telkom, menemui Edi di kantor asatunews.com. Kedatangan mereka untuk menyerahkan uang Rp50 juta, sebagai uang awal untuk pemasangan iklan. (Baca: Media Online Ini Bantu Sebar Tuduhan @TM2000Back)
"Kata Pak Edi ke saya, waktu keuangan asatunews merosot, dia mencari iklan dan menghubungi PT Telkom untuk kembali beriklan," ujarnya. PT Telkom kemudian menyetujui untuk kembali beriklan, dengan tawaran iklan gold atau seharga Rp400-450 juta per bulan. "Pak Edi minta pembayaran 100 persen di depan, karena harus membayar gaji karyawan, tapi PT Telkom keberatan," kata dia. PT Telkom minta bayar belakangan atau setelah iklan dimuat. "Dengan proses perbincangan panjang, PT Telkom mau membayar Rp50 juta dulu," ujarnya. (Baca: Gus Solah Ingat Seorang Pengelola Akun @TrioMacan2000)
Uang itu pun dibayarkan langsung oleh dua orang suruhan AY, pada 27 Oktober 2014. Namun, saat Edi akan membuatkan kuitansi dan masuk ke ruangan Nuh, untuk memberitahu bahwa PT Telkom akan kembali beriklan. (Baca: Proposal Ditolak Jokowi, @Triomacan2000 Memfitnah)
"Tapi, dua orang suruhan AY malah turun ke bawah dan polisi langsung masuk ke ruangan Nuh," ujar Junaidi. "Ini seperti penjebakan." Di ruangan Nuh itu sedang ada seorang tamu dan Edi. "Pak RN lagi sama tamunya, tidak duduk di meja yang ditemukan uang itu, makanya dia tidak tahu," kata Junaidi. (Baca juga: Timses Prabowo: Triomacan Bisa Jadi Bumerang)
AFRILIA SURYANIS
Topik terhangat:
TrioMacan Dibekuk | Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Pengganti Ahok
Berita terpopuler lainnya:
9 Perempuan Berpengaruh Versi Forbes
Kronologi Penembakan di Rumah Amien Rais
Yusril Ihza Kritik Tiga Kartu Jokowi
Tidur di Rapat Paripurna, Adian: Itu Leyeh-leyeh