TEMPO.CO, Jakarta - Penambahan halte Transjakarta yang menggunakan tiket elektronik membuat praktek percaloan bermunculan. Di halte Lebak Bulus, Jakarta Selatan, misalnya, Tempo sempat ditawari calo untuk menggunakan tiketnya. "Sudah punya tiket busway? Sekarang harus pakai tiket ini," kata Siti, seorang calo, kepada Tempo, Senin, 10 November 2014.
Siti menunjukkan kartu Flazz dari BCA, salah satu kartu yang digunakan oleh PT Transportasi Jakarta untuk membayar tiket perjalanan bus Transjakarta. Dia menawari para calon penumpang yang belum memiliki tiket elektronik itu dengan harga Rp 5.000 untuk sekali perjalanan, lebih mahal dibanding harga sebenarnya sebesar Rp 3.500. Namun, khusus untuk para calon yang memprotes karena harga tiket di Hari Pahlawan ini cuma Rp 10, perempuan berjilbab itu memberi harga berbeda, yakni Rp 3.000. (Baca: Tarif Transjakarta Cuma Rp 10 Hari Ini)
Baca Juga:
Siti tak canggung menawarkan kartu uang itu meski dilihat oleh petugas Transjakarta. Menurut dia, mereka tak pernah melarangnya menjual jasa itu. "Kalau enggak boleh, saya juga enggak berani," ujarnya. Dua petugas yang berdiri tak jauh dari Tempo memang tak menegur Siti, meski mereka melihat transaksi ini.
Per 1 November lalu, PT Transportasi menambah jumlah halte yang menggunakan tiket elektronik. Dari semula hanya berlaku untuk koridor 1 (rute Blok M-Kota) dan beberapa halte utama lain, sekarang juga berlaku untuk koridor 8 (rute Lebak Bulus-Harmoni) dan koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit). Untuk melayani pembelian tiket elektronik ini, PT Transpotasi menggandeng Bank DKI, Mandiri, BNI, BRI, BCA, dan Bank Mega. Untuk membeli tiket multitrip itu, calon penumpang harus merogoh kocek Rp 40 ribu, dengan saldo Rp 20 ribu. (Baca: Bus Transjakarta Punya Logo Baru)
Tak hanya Siti, di halte Lebak Bulus ini juga ada dua lelaki yang menawarkan jasa serupa. Sama seperti Siti, mereka juga mematok harga Rp 5.000 kepada para calon penumpang untuk sekali melawati portal masuk halte Transjakarta. Dua lelaki ini beroperasi persis di pintu masuk halte. Tak ada petugas yang terlihat memprotes mereka.
Salah satu petugas Transjakarta yang enggan disebut namanya mengatakan mestinya para calon penumpang membeli tiket elektronik masing-masing. Namun, karena tak semua dari mereka berlangganan bus TransJakarta, para petugas akhirnya memaklumi praktek percaloan itu. "Kalau cuma sekali jalan, sayang-sayang kan beli kartu yang harganya Rp 40 ribu," ujarnya. (Baca: Tilang Elektronik Jalur Busway Diuji Coba Hari Ini)
NUR ALFIYAH
Terpopuler:
Di Beijing, Jokowi Sentil Kualitas Produk Cina
Jokowi Jadi Primadona di APEC
Baghdadi, Pemimpin ISIS, Terluka Parah
Pesta Persib Juara Lumpuhkan Bandung