TEMPO.CO, Bekasi - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menuding munculnya air kiriman yang membanjiri sejumlah permukiman di wilayahnya adalah kesalahan petugas Bendung Kali Bekasi. Petugas dituduh lambat membuka pintu air. "Ini kecelakaan kedua karena kelalaian petugas Bendung," kata Rahmat kepada Tempo, Kamis, 20 November 2014.
"Telat buka (membuka pintu air)," kata Rahmat. Menurut dia, seharusnya petugas Bendung Kali Bekasi membuka pintu air minimal dua jam setelah hujan di hulu berhenti. Soalnya, lama perjalanan air sampai ke Bekasi 4-5 jam, sehingga, ketika air tiba, Kali Bekasi dalam keadaan kosong dan siap menampung air kiriman itu. "Minimal dua jam di sana berhenti, di sini harus dibuka," katanya. (Baca: Banjir Kali Bekasi Terparah Tahun Ini)
Tapi, kata dia, perintahnya diabaikan. Petugas baru membuka pintu air pada pukul 23.00 WIB, saat air telah tiba di Bekasi. Ia menjelaskan, hujan di hulu kemarin terjadi mulai pukul 14.00 dan berhenti sekitar pukul 18.00. Lima jam kemudian, air tiba di Bekasi. "Ini kesalahan petugas Bendung," kata Rahmat.
Memang, kata Rahmat, wewenang pembukaan dan penutupan Bendung Kali Bekasi berada di tangan Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) II di bawah Kementerian Pekerjaan Umum. Namun demikian, apabila Kota Bekasi terkena dampak banjir, pihaknya harus melakukan intervensi. "Yang punya otoritas PJT, yang kena dampak kita, dia (PJT) harus tunduk kepada kita," katanya.
Ihwal pasokan air ke Jakarta yang masih bergantung pada Kali Bekasi, Rahmat mengatakan, sudah ada sipon Kali Bekasi. Kalaupun pasokan masih kurang, seharusnya ada langkah lain untuk mengantisipasi apabila debit air kali naik.
"Kan, tidak selamanya (bendungan dibuka), cuma 4 jam, dia (PJT) harus punya langkah antisipasi pada saat kita terganggu (kebanjiran)," kata Rahmat. Berdasarkan data dari Bendung Kali Bekasi, dari pasokan air baku ke Jakarta sebanyak 21 meter kubik per detik, 8 meter kubik dipasok dari sipon. Sisanya dari Kali Bekasi.
Karena itu, ujar Rahmat, lantaran persoalan banjir terjadi setiap tahun, operator Bendung Kali Bekasi harus mematuhi perintah Wali Kota Bekasi. "Harus tunduk dia. Daripada kita harus bertanggung jawab sama ribuan warga kita," kata Rahmat.
ADI WARSONO