TEMPO.CO, Bekasi - Operator Bendung Kali Bekasi, Wildan, mengatakan pihaknya sudah bekerja maksimal dalam mengatur pintu air di wilayah setempat. Soalnya, ada tiga wilayah yang bergantung pada Kali Bekasi. "Jakarta, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi," kata Wildan kepada Tempo, Kamis, 20 November 2014.
Menurut Wildan, Jakarta akan memprotes jika tak mendapatkan pasokan air baku untuk air bersih. Pasokan berkurang apabila Bendung Kali Bekasi dibuka. Kemarin, kata dia, pada pukul 18.00, Jakarta sudah mulai kehabisan pasokan. Karena itu, pintu bawah Bendung Kali Bekasi dibuka 2,5 meter mulai pukul 20.00. "Sudah tidak ada lagi pasokan ke Jakarta hingga jam 08.00 tadi," katanya.
Wildan menjelaskan, kapasitas bendung yang dia jaga hanya 300 meter kubik per detik. Jika melebihi angka itu, dipastikan terdapat wilayah yang kebanjiran, baik di hilir maupun wilayah hulu. "Dini hari tadi mencapai 440 meter kubik per detik," katanya. (baca: Banjir Kali Bekasi Terparah Tahun Ini )
Menurut Wildan, pada pukul 19.00 WIB, debit air di Kali Cileungsi naik menjadi 350 meter kubik per detik. Sekitar pukul 22.00, air dari Kali Cikeas naik menjadi 208 meter kubik per detik. Jika ditotal, debit air 558 meter kubik per detik, jauh dari kapasitas Bendung Kali Bekasi.
Untuk menguranginya, sebelum air sampai di Bekasi pada pukul 22.00, pihaknya sudah mengurangi debit hingga 110 meter kubik per detik. Jika debit dihabiskan sama sekali, dikhawatirkan malah terjadi tanah longsor di sepanjang aliran Kali Bekasi. "Jadi, dasarnya apa menuduh kami telat membuka?" katanya.
Dengan pembukaan pintu air sejak pukul 20.00 tersebut, debit yang masuk ke Kali Bekasi mencapai 440 meter kubik per detik. Debit tersebut bertahan sampai pukul 03.00 WIB. Lantaran kapasitas Kali Bekasi maksimal 300 meter kubik per detik, dipastikan air melimpas ke permukiman.
Wildan mengatakan pintu air kembali ditutup pada pukul 08.00 hari ini, sehingga pasokan air ke Jakarta dan Bekasi Utara kembali normal.
ADI WARSONO