TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan buruh dari Bekasi memadati Jalan Perintis Kemerdekaan saat berunjuk rasa. Akibatnya, kemacetan panjang terjadi di sejumlah titik, seperti di Jalan Ir Wiyoto Wiyono menuju Jalan Pulomas-Cawang, Rabu, 26 November 2014. Buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal, Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia pimpinan Mirah Sumirat, dan Serikat Pekerja Nasional pimpinan Iwan Kusmawan berencana menuju gedung DPR/MPR untuk menyampaikan aspirasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Selain menolak kenaikan harga BBM, mereka juga berunjuk rasa menolak penetapan upah minimum Kota Bekasi 2015. Para buruh menuntut pemerintah menetapkan UMK Bekasi sebesar Rp 3,1 juta. Seperti diketahui, UMK Bekasi ditetapkan Rp 2,9 juta.
Pantauan Tempo, hampir seluruh badan Jalan Perintis Kemerdekaan dipenuhi pengunjuk rasa. Polisi mulai berjaga sejak pagi, berupaya memperlancar lalu lintas yang tersendat. Massa buruh sempat menarik perhatian sejumlah masyarakat di sepanjang Jalan Cempaka Putih. Polisi memberlakukan tindakan pengalihan jalan untuk mengurangi kemacetan.
Irfan Aidit, 25 tahun, pengguna jalan, mengaku telah terjebak macet selama satu jam lebih akibat aksi tersebut. "Saya tidak terlalu dipusingkan dengan aksi demonya. Itu haknya mereka mau menyuarakan pendapat. Yang penting, jangan macet," ujar Irfan.
Andi Arum, personel Kepolisian Subsektor Cempaka Putih, mengaku telah sejak pagi memantau aksi buruh yang akan masuk ke Jakarta. Massa aksi nyatanya baru datang sekitar pukul 12.00 WIB. "Kami sudah antisipasi sejak pagi. Pengalihan arus akan dilakukan untuk mengantisipasi macet semakin panjang," ujarnya.
AMOS SIMANUNGKALIT
Berita lain:
Pleno Golkar Pecat Ical dan Idrus Marham
3 'Dosa' Berat yang Membelit Ical
Usai Dikudeta, Ical Bertemu Prabowo