TEMPO.CO, Jakarta - Bellinda Anggraini Puspita Sari, 19 tahun, korban kecelakaan tertabrak kereta api di belakang Hotel Mulia, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, menjalani visum di Rumas Sakit Fatmawati. "Dia masuk sekitar pukul 09.00 WIB," kata Ismail, salah satu petugas tata usaha Instalasi, Forensik dan Perawatan Jenazah RS Fatmawati, Selasa, 16 Desember 2014.
Namun, pria berpakaian cokelat dengan cincin batu akik berwarna emas di tangannya ini, enggan memberitahu keterangan. "Aduh saya enggak berhak ngomong. Besok ke bagian hubungan masyarakat saja," ujar Ismail.
Salah satu petugas keamanan, Syarifuddin, 32 tahun, mengatakan memang betul ada jenazah yang masuk dengan celana jeans pendek dan bra. "Sekitar pukul 14.00, sudah dibawa pihak keluarga dengan didampingi Polres," kata dia.
Tewasnya Bellinda, kata Kepala Kepolisian Sektor Kebayoran Lama Komisaris Riftazudin, murni kecelakaan. Hasil itu didapat dari penyelidikan. Dan keterangan dari dua saksi, diketahui korban sudah diingatkan untuk tidak melintasi rel.
Namun, hal itu berbeda dari keterangan warga sekitar yang tak percaya Bellinda tewas tertabrak kereta. Ari Sulistyo, 24 tahun, pemilik warung rokok berjarak 50 meter dari tempat kejadian mengatakan darah korban sudah kering. "Berarti matinya sudah lama. Tengah malam atau subuh," ujar dia.
Selain itu, posisi mayat yang ditemukan persis berada di tengah rel dengan keadaan perut ke atas persis di atas lubang rel sementara pantat ke bawah berada tak jauh dari rel. "Mungkin sengaja ditaruh di situ biar ketabrak kereta jadi nggak ketahuan kalau dibunuh," kata Katimin, 52 tahun, pedagang buah di sekitar lokasi.(Baca : Ada Kejanggalan Mayat Wanita di Rel Patal Senayan )
Biasanya, kata dia, jika ada penemuan mayat akibat tertabrak lokasi mayat tak berada persis di tengah rel. "Pasti sudah kelempar ke samping kiri atau kanan," kata dia.
Kejanggalan lain, tak ada percikan darah dan kondisi jenazah nyaris utuh. Melihat kejadian yang sudah pernah ada sebelumnya, setidaknya ada bagian tubuh yang rusak atau hancur dan ada percikan darah. "Nggak ada cipratan darah kalau benar itu dia ketabrak kereta," kata Katimin.
Selain itu, menurut pengamatan Tempo, perlintasan ini bukan perlintasan terbuka. Sepanjang sisi kanan dan kiri rel dipasang pembatas jalan. "Kalau nyebrang juga bukan di sini, mau lewat mana dan keluar dari mana, kalau mau nyebrang biasanya di sana," kata Sutri menunjuk ke arah penyebrangan yang berada kira-kira sepuluh meter dari lokasi kejadian, persis di depan warungnya.
HUSSEIN ABRI YUSUF | DINI PRAMITA
Berita Terpopuler
Ahok Larang Motor, Pengojek di Kantor Puan Panik
Dilantik Jadi Wakil Ahok, Djarot Pakai Baju Bekasnya...
Motor Dilarang Lewat HI, Ini Jalur Alternatifnya
Digigit Anjing, PRT Diblacklist Penghuni Apartemen