TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia, Amir Syamsuddin, menyatakan pelarangan sepeda motor melewati jalan protokol berpotensi merugikan pengusaha.
Amir memperkirakan kerugian sektor usaha ini bisa mencapai Rp 190 triliun. "Ini mengganggu perekonomian," kata Amir di Jakarta Barat, Selasa, 16 Desember 2014. (Baca: Warga Dianggap Sudah Tahu Larangan Motor di HI)
Amir menjelaskan, dari 190 perusahaan jasa pengiriman logistik yang beroperasi di Jakarta, sebanyak 80 persen menggunakan kurir sepeda motor. Sebanyak 190 perusahaan tersebut melayani pengiriman logistik ke seluruh Nusantara. "Sebanyak 80 persen ini berkaitan dengan 15 ribu tenaga kerja," ujarnya. (Baca: Ahok Mestinya Lakukan Ini Sebelum Batasi Motor)
Amir menambahkan, dampak lainnya adalah potensi keterlambatan pengiriman dokumen. Paket surat yang semestinya bisa dikirim dalam waktu satu hari bisa menjadi tiga hingga empat hari. "Distribusi dokumen ke kantor-kantor akan menjadi lebih melambat," ujar Amir. (Baca: Motor Dilarang Lewat HI, Ahok 'Izinkan' Parkir Liar)
Menurut dia, uji coba pelarangan sepeda motor di Bundaran HI sampai Medan Merdeka Barat jangan hanya dilihat sudut pandang sempit. Namun demikian, kata Amir, perlu diperhatikan jika diterapkan di seluruh jalan protokol. (Baca: Broadcast Larangan Sepeda Motor di HI Benar tapi Salah)
Alasannya, kata Amir, tak semua tempat bisa ditembus melalui jalan belakang. "Banyak perkantoran yang tak bisa dicapai melalui jalan lain. Perkantoran di Plaza Senayan, contohnya," kata Amir. (Baca juga: Motor Dilarang Lewat HI, Ini Jalur Alternatifnya)
SAID HELABY
Topik terhangat:
Longsor Banjarnegara | Teror Australia | Rekening Gendut Kepala Daerah
Berita terpopuler lainnya:
Beda Gaya Jokowi dan SBY di Sebatik
Anang Minta Maaf Soal Tayangan Ashanty Melahirkan
Teror di Sydney, #illridewithyou Cegah Benci Islam
Menteri Anies ke Nuh: Don't Take It Personally