Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korban Muntaber Kekurangan Bantuan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Korban Muntah Berak (Muntaber) dikabupaten Tangerang saat ini membutuhkan bantuan berupa bubur dan biskuit. Sebab, para korban yang sedang dirawat dalam kondisi lemah dan tidka bisa mengkonsumsi makanan yang keras. "Kami butuh bantuan makanan seperti itu," ujar Mahmud warga Kampung Gempol Sari, Kecamatan Sepatan, kepada Tempo, Kamis (23/6). Kuli serabutan dipasar ini mengaku tidak bisa bekerja dan mencari uang sejak menjaga anaknya Ita, 7 tahun, yang mengalami Muntaber dua hari lalu. Kepala Bidang Pemberantasan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Yuliah Iskandar, mengatakan para pasien yang kini dalam perawatan tersebut dalam kondisi lemah dan membutuhkan makanan dan asupan gizi yang cukup. "Ketika Muntaber menyerang mereka, daya tahan tubuh anak-anak itu memang lemah karena kurang gizi," katanya.Saat ini, menurut Yuliah yang dibutuhkan sekali oleh para pasien Muntaber yang sebagian besar anak-anak itu adalah Bubur dan bickuit. "Karena gampang dikonsumsi dan dicerna," ujarnya. Yuliah menambahkan, tentu saja, bahan makanan tersebut tidak bersumber dari air lingkunag sekitar yang kini telah tercemar.Ketua PKK kabupaten Tangerang, Eliya Chandra meminta kepada ibu-ibu camat dan ibu kepala desa agar segera membuat dapur umum untuk korban Muntaber. "Kita siapkan bubur dan telur rebus serta yang lainnya seperti yang dibutuhkan pasien," kata Eliya saat mengunjungi pasien Muntaber di Puskesmas Kedaung Barat, kamis siang.Dapur umum, itu kata dia, akan dibangun di setiap Puskesmas dan dibiayai dana operasional PKK.Sementara itu, jumlah pasien muntaber hingga berita ini diturunkan terus bertambah, khususnya di Puskesmas Kedaung Barat. "Setiap jamnya bertambah 2-3 pasien," kata Yuliah Iskandar. Hingga kini, jumlah pasien muntaber yang dirawat di Puskesmas Kedaung Barat berjumlah 25 orang, 10 orang dirujuk ke RSUD. Kebanyakan para pasien itu berasal dari Kampung kelor dan Rawa Gempol. Total pasien yang dirawat di Puskesmas Sepatan berjumlah 45 orang, Puskesmas Pakuaji 16 orang, Sukadiri 1 orang dan Mauk 5 orang. Dan korban meninggal 17 orang.Dalam pengamatan Tempo, bantuan air bersih sudah muali berdatangan baik di Puskesmas maupun diperkampungan warga. PDAM Tirta Kerta Raharja telah menurunkan bantuan air bersih kesejumlah desa dengan menggunakan tangki air, setiap tangki air berkapisatas 2000-3000 liter. Tangki-tangki air itu di tempatkan di kampung gempol sari (1 tangki), Kampung Kelor (2 tangki), kayu Agung (2 tangki) Sepatan (2 tangki).joniansyah
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Chelsea Olivia Keracunan Makanan di Hotel hingga Berat Badan Turun 2 Kilogram

11 Januari 2022

Chelsea Olivia. Foto: Instagram/@chelseaoliviaa.
Chelsea Olivia Keracunan Makanan di Hotel hingga Berat Badan Turun 2 Kilogram

Chelsea Olivia keracunan makanan setelah menyantap sarapan di hotel saat liburan bersama keluarganya ke Bali.


Puluhan Emak-Emak Muntaber Keracunan Makanan di Bogor

12 November 2018

Ilustrasi pasien menebus obat resep. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Puluhan Emak-Emak Muntaber Keracunan Makanan di Bogor

Puluhan emak-emak warga Kampung Cicopong RT 02 RW 03, Desa Cigudeg, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, mengalami keracunan makanan.


Habis Kenduri, 60 Orang Muntah-muntah dan Diare  

19 Januari 2014

Ilustrasi Keracunan
Habis Kenduri, 60 Orang Muntah-muntah dan Diare  

Dalam satu bungkus tersebut berisi tumis kacang, opor ayam, dan acar mentimun kuning.


Seratusan Korban Muntaber di Cigudeg Masih Dirawat

28 Agustus 2009

Seratusan Korban Muntaber di Cigudeg Masih Dirawat

Karena fasilitas yang terbatas, jika hendak ke kamar mandi, korban terpaksa harus menunggu bergiliran pasen lainnya. Sebab hanya ada satu kamar mandi yang bisa dipergunakan.


Puluhan Warga Terserang Muntaber di Cianjur, Satu Meninggal

2 Agustus 2009

Puluhan Warga Terserang Muntaber di Cianjur, Satu Meninggal

Salah seorang korban bernama Sukinah, 52 tahun, warga Kampung Rawalawe Desa Girijaya, meninggal diduga akibat kekurangan cairan.


Muntaber Serang Maluku Tenggara Barat

1 Februari 2008

Muntaber Serang Maluku Tenggara Barat

Empat balita di Desa Kandar, Kecamatan Selaru, meninggal dunia karena tidak dapat tertolong. Sedangkan di Desa Adaut, dari 30 orang yang terserang muntaber, empat balita meninggal dunia.


Muntaber Ditetapkan Sebagai KLB di Situbondo

1 Oktober 2007

Muntaber Ditetapkan Sebagai KLB di Situbondo

Setelah menyerang ratusan orang dalam sepekan terakhir, Dinas Kesehatan Kabupaten Sitobondo, Jawa Timur menetapkan status kejadian luar biasa muntaber di daerah ini. Sampai Senin (1/10) ini sedikitnya 247 orang di empat kecamatan terserang penyakit ini.


Situbondo KLB Muntaber

30 September 2007

Situbondo KLB Muntaber

Pejabat Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, dr Akhmad Khuznul menetapkan kabupaten itu berada dalam satatus Kondisi Luar Biasa (KLB) penyakit mutah dan berak (muntaber). Status ini ditetapkan setelah penyakit itu menyerang ratusan warga di 4 kecamatan dalam sepekan terakhir.


Penyakit Muntaber Serang Warga Cianjur dan Bogor

27 Oktober 2006

Penyakit Muntaber Serang Warga Cianjur dan Bogor

Hingga Kamis, 70 orang atau hampir 75 persen dari total pasien yang mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Cianjur merupakan pasien yang terkena muntaber.


Banten Desak Pemerintah Perjelas Wilayah Kepulauan Seribu

12 Juni 2006

Banten Desak Pemerintah Perjelas Wilayah Kepulauan Seribu

kalau pemerintah pusat hendak melakukan perbaikan tata ruang Ibu Kota Negara dengan cara merevisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Ibu Kota Negara, maka yang lebih tepat di revisi itu adalah Undang-undang Nomor 19 tahun 1992 tentang Tata Ruang Wilayah Nasional.