TEMPO.CO, Bekasi - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi akan menaikkan honor 747 petugas kebersihan dari Rp 1 juta per bulan menjadi Rp 1,5 juta pada 2015. Dia meminta kepada Dinas Kebersihan untuk mengelompokkan gaji sesuai dengan resiko pekerjaannya.
Misalnya, terdapat perbedaan antara pesapon dan sopir armada sampah. "Resiko sopir lebih besar," kata Rahmat, Ahad, 21 Desember 2014. Dinas Kebersihan juga diminta memfasilitasi para pegawainya dengan asuransi kesehatan di dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Baca Juga:
"Jaminan kesehatan penting bagi mereka dan keluarga yang hanya mengandalkan gaji Rp 1 juta per bulan," ujar Rahmat. Adapun kepada para sopir, dia meminta agar dibuatkan Surat Izin Mengemudi B1 Umum. (baca: Ramadan, Produksi Sampah Akan Naik 10 Persen)
Sebab, ia banyak menemukan sopir truk sampah masih menggunakan SIM A. "Mereka ingin membuat, tapi uangnya darimana kalau gajinya saja Rp 1 juta?," kata Rahmat. (baca: Ini Cara Bekasi Atasi Sampah )
Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Abdillah, mengatakan, dana kenaikan gaji petugas sudah dialokasikan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2015 sekitar Rp 1 miliar.
Mereka yang mendapatkan gaji tersebut diantaranya pesapon dan sopir armada sampah.
Kenaikan honor pegawai harian lepas tersebut, merupakan yang ke tiga kalinya. Sebelumnya, pada 2013 honor mereka dinaikkan dari Rp 350 ribu per bulan menjadi Rp 450 ribu. Tahun berikutnya, naik menjadi Rp 1 juta.
Abdillah menambahkan, pengelompokan gaji para petugas kebersihan akan dilakukan pada 2016, termasuk permintaan perlengkapan seragam dinas. "Satu set seragam itu Rp 350-400 ribu," kata dia. "Kalau 747 orang bisa Rp 3,2 miliar."
Kebijakan ini disambut gembira para petugas kebersihan. Rusdi, 45 tahun, petugas kebersihan, mengaku senang karena gaji yang diterima saat ini kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari. "Gaji saya hanya Rp 1 juta per bulan. Cukup enggak cukup ya dicukup-cukupin," kata pria asal Kecamatan Mustikajaya itu.
Ia mengeluhkan seragam yang diberikan oleh Dinas Kebersihan hanya satu set. Menurut dia, untuk bertugas setiap hari seragam tersebut dianggap tak memenuhi kebutuhan. "Belum lagi kalau basah, tidak ada gantinya," kata dia. Hal yang sama juga diutarakan oleh sopir truk sampah. "Yang penting naik," kata Jufri, 37 tahun.
ADI WARSONO