TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menikmati liburan Natal untuk kumpul bersama keluarganya di rumah dinas di Jalan Besakih, Kuningan, Jakarta, Kamis, 25 Desember 2014. Agendanya adalah makan bareng dengan keluarga.
Pelbagai masakan khas Jawa Timur telah tersaji di meja makan. Salah satunya pecel Madiun lengkap dengan tempe dan tahu, telur dadar, bakwan jagung, dan rempeyek kacang. Djarot yang mengenakan kaus polo putih sigap mengambil makanan.
"Makanannya pasti enak," katanya. Namun ia kemudian protes. "Ini mana rawonnya?" tanya Djarot kepada istrinya, Farida Happy. "Belum sempat masak," jawab Farida. (Baca: Ditanya Idola, Djarot: Ibu, Ibu, Baru Bapak)
Djarot mengaku masih menyesuaikan dengan awak media. "Kalau aku cemberut, enggak dilayani, kamu marah. Mau makan di restoran agak mahal, ada yang nulis. Aku makan di kaki lima dibilang pencitraan," katanya.
Ia mengatakan dirinya ingin menjadi pemimpin apa adanya. Pemimpin yang tidak jauh dengan rakyatnya. Pemimpin yang harus tahu apa harapan masyarakat. Karena harus tahu, ujar dia, maka pemimpin harus gaul dengan masyarakat. "Kayak ikan dan air, makanya jangan kaget saya seperti ini."
Memang Djarot berbeda dengan pendahulunya, Joko Widodo. Djarot blusukan menggunakan sepeda motor untuk mengetahui kondisi masyarakat. Sedangkan Jokowi blusukan menggunakan kendaraan dinas. (Baca: Djarot Minta Lexusnya Dilelang, Kenapa?)
ERWAN HERMAWAN
Berita Lain
Keliling Gereja, Aher Ucapkan Selamat Natal
Penunggak Pajak Dicekal, Termasuk Bos Epiwalk
Menteri Pariwisata Target 10 Juta Wisman di 2015
Mabuk Lem, Anak Dicambuk Ibunya hingga Tewas