TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengakui banyak demo yang dilakukan di wilayah kerjanya, terutama di Jakarta Pusat. Demo itu bahkan terkadang berakhir ricuh dan anarkistis. (Baca: Djarot Genjot Pengerjaan Proyek MRT 24 Jam)
Untuk itu, dia meminta kepada Pemerintah Kota Jakarta Pusat melalui Wali Kota Mangara Pardede, kepala suku dinas, camat, dan lurah, agar mempunyai cara untuk mengantisipasi demo itu. "Kita bikin demo tandingan," ujarnya di kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Kamis, 8 Januari 2015.
Baca Juga:
Demo tandingan itu, tutur dia, berupa demo memasak, menanam pohon, dan membuat pupuk organik. Hal itu bisa meningkatkan partisipasi warga. "Kan enak, toh, kalau seperti itu," kata Djarot. Para pejabat di Pemerintahan Jakarta Pusat pun terbahak mendengar penjelasan mantan Wali Kota Blitar itu.
Djarot pun meminta, jika ada demo lagi, jangan ditanggapi dengan anarkistis, tapi Pemkot dan kepolisian mengambil gambar para pendemo. (Baca: Djarot Blusukan ke Terminal Senilai Rp 600 Miliar)
Terutama memoto pendemo yang anarkistis dan merusak fasilitas umum seperti pot dan pagar. "Difoto, nanti orang itu diminta ganti rugi, sudah buat kerusakan dan bikin macet pula," tuturnya.
HUSSEIN ABRI YUSUF
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok
Misteri Slot Air Asia, Aroma Kongkalikong Menguat
Cari Air Asia, Prajurit Cantik Juga Kangen Pacar
Isap Tiga Jenis Narkoba, Fariz RM Ditangkap Polisi