TEMPO.CO, Jakarta -Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan masih menyelidiki kasus hilangnya 9.000 kotak suara di gudang penyimpanan di Jalan Pengadegan, Jakarta Selatan. "Masih kami selidiki dan memeriksa saksi-saksi," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan Komisaris Indra Fadillah Siregar, kepada Tempo, Jumat, 9 Januari 2015.
Indra menjelaskan, saat ini sudah ada tiga orang saksi diperiksa. Mereka adalah pekerja di Komisi Pemilihan Umum Jakarta Selatan. "Siapa yang berjaga pada hari itu dan kenapa bisa hilang, itu yang kami periksa dan dalami," ujarnya.
Indra belum mengetahui apakah ada keterlibatan orang dalam dalam kasus pencurian 9.000 kotak suara ini. Namun, menurut dia, diduga pelaku mengincar besi bekas kota suara itu. "Ini pencurian murni, karena bekas penyimpanan surat suara itu terbuat dari besi," kata dia.
Komisi Pemilihan Umum Jakarta Selatan kehilangan 9.000 kotak suara yang terbuat dari aluminium. Ketua KPU Jaksel Muhammad Ikbal menuturkan, sampai saat ini, pihaknya belum mengetahui siapa pelaku pencurian itu. "Sudah lapor sejak bulan November lalu ke Polres Jaksel. (Kasus pencurian kotak suara) masih didalami," ujar Ikbal.
Menurut Ikbal, Peristiwa itu sebenarnya terjadi pada November 2014. Salah satu stafnya melaporkan bahwa gudang penyimpanan kotak suara dibobol maling. Akibatnya, 9.000 kotak suara yang sudah dalam kondisi rusak raib. "Itu bekas Pemilu 2004 dan 2009," tuturnya.
AFRILIA SURYANIS
Terpopuler
Penyelam Belut Air Asia Jumpa Hiu: Assalamualaikum
Beresi Kisruh Penerbangan, Jonan Ikuti Cara Susi
Perjanjian Pranikah Korban Air Asia Susahkan Risma
Teror Lagi di Paris, Polwan Tewas Tertembak
Kisah Penyelam Belut pada Pencarian Air Asia