TEMPO.CO , Bogor:Resor Bogor Kota mendatangkan pakar kayu dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor untuk menyelidiki penyebab tumbangnya pohon damar agatis yang menewaskan enam orang dan melukai 29 orang pengunjung Kebun Raya Bogor, Minggu, 11 Januari lalu.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bogor Kota Ajun Komisaris Auliya R. Djabar mengatakan pakar perkayuan yang dipimpin Division of Timber Engineering and Wood Building Design dari Fakultas Kehutanan IPB, Lina Karlinasari, dilibatkan dalam olah tempat kejadian perkara pohon tumbang tersebut.
"Hari ini kami melakukan olah TKP kedua, untuk mengetahui penyebab pasti pohon damar yang patah sehingga menimbulkan korban jiwa," kata Auliya kemarin. “Juga apakah musibah bisa dihindari atau diminimalisasi, bahkan dideteksi sejak dini," kata dia.
Dalam penyelidikan kali ini, polisi dan peneliti membawa beberapa potongan kayu, tanah, serpihan tambang bekas, kulit kayu, dan material kayu yang keropos. "Semua barang bukti ini akan kami cek di laboratorium IPB,” ujar dia.
Pengecekan yang dilakukan oleh para pakar kayu, kata dia, bukan hanya terhadap kayu yang rapuh, tapi juga yang sehat. Selanjutnya, kayu akan diteliti tingkat dan umur keroposnya. “Kami juga mengambil contoh pohon sejenis yang masih sehat yang berdekatan dengan pohon yang tumbang.”
Karena masih diteliti, kata dia, pihaknya belum bisa memastikan penyebab persis pohon tersebut tumbang. Namun, dari hasil penyidikan sementara, dia menambahkan, pohon damar tumbang karena bagian dalam batang pohon tersebut keropos akibat dikerat hama rayap.
"Tapi kami juga harus mempertanyakan kenapa pihak Kebun Raya Bogor tidak dapat melakukan pencegahan, karena mereka kan memiliki ahli dan ilmuwan untuk meneliti pepohonan," tutur Auliya.
Lina mengatakan, pihaknya belum bisa memberi keterangan resmi atas penyebab keroposnya batang pohon yang tumbang, "Saat ini saya hanya diundang oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal untuk melihat seperti apa kronologinya," kata Lina.
Pohon damar agatis yang tumbang tersebut berada di sekitar Jalan Astrid Kebun Raya Bogor, menimpa belasan karyawan PT Asalta Mandiri Agung. Korban meninggal adalah Saifulloh, 42 tahun, Sarijo (39), Surjana (42), Supriyono (32), Rizki (25), dan Ahmad Saefulloh (43). Sedangkan sebanyak 29 orang lainnya terluka.
Setelah kecelakaan, pengelola Kebun Raya Bogor menebang 21 pohon lapuk yang rawan tumbang sejak Kamis lalu. Juru bicara Kebun Raya Bogor, Ayi Doni Darusalam, mengatakan penebangan pohon besar berusia tua dan lapuk tersebut bertujuan menghindari adanya korban lain. Dari 21 pohon yang berpotensi tumbang, kata dia, lima di antaranya sudah ditebang. "Kelima pohon itu adalah dua batang pohon saputangan (Artocarpus), satu pohon nangka-nangkaan, dan dua pohon damar," kata dia.
Tim ahli merekomendasikan kelima pohon di sekitar jatuhnya korban jiwa harus ditebang karena keropos. Menurut dia, pohon-pohon yang hendak ditebang telah diberi tanda dan label. "Dua pohon yang sudah diberi label ada di dekat Istana Bogor," ujar dia.
M. SIDIK PERMANA
Berita Terpopuler:
Cuit SBY: Selamatkan Negara, Presiden, dan Polri
Jokowi Siapkan Keppres buat Budi Gunawan
Kabar Suhardi Dicopot, Begini Suasana Bareskrim
Harga Minyak Lesu, Schlumberger Pecat Karyawan