TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta enggan terburu-buru dalam meningkatkan status waspada banjir menjadi siaga. "Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan baru terjadi akhir Januari nanti," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Deny Wahyu, Senin, 19 Januari 2015. "Walau sudah hujan setiap hari, tapi masih aman."
Pada pertengahan Desember 2014, BMKG sebetulnya sempat memproyeksikan puncak musim hujan di Jakarta dan sekitarnya akan terjadi, pada dua pekan terakhir Januari sampai dua pekan awal Februari 2015.
Atas dasar itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana meminta Pemerintah DKI Jakarta menetapkan status siaga banjir sejak awal Januari. Alasannya, BNPB ingin persiapan banjir dilakukan sematang mungkin agar jumlah korban ataupun pengungsi bisa diminimalisasi.
Pekan lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat mengatakan pemerintah enggan segera menaikkan status dari waspada menjadi siaga. "Lihat saja, hujan belum terlalu deras, ketinggian pintu air juga masih normal," ujarnya. "Jadi warga tidak perlu dibuat panik dengan penetapan status siaga yang terburu-buru."
Menurut Deny, prakiraan BMKG yang menyebutkan puncak musim hujan akan datang pada 20 Januari ini memang agak meleset. (Baca: Djarot 'Endus' Penjualan Bantuan Korban Banjir.)
"Berdasarkan citra satelit BMKG, pembentukan awan hujan masih terbagi di wilayah Bogor dan selatan Jakarta." Itu artinya, dia menjelaskan, hujan masih turun normal dan tidak merata. "Sekarang kalau Jakarta hujan, Bogor enggak, begitu juga sebaliknya, jadi ketinggian sungai masih terjaga."
Puncak musim hujan, kata dia, baru terlihat jika curah hujan semakin meningkat. "Lalu hujan juga turun merata, kalau Jakarta dan Bogor sama-sama hujan terus, itu baru masuk puncaknya. (Baca: Ini Momentum Puncak Curah Hujan di Jakarta.)
"Di saat itulah kewaspadaan terhadap banjir mulai ditingkatkan. Pemantauan debit dan ketinggian air dilakukan setiap 30 sampai 15 menit sekali, kalau pintu-pintu air sudah masuk siaga dua, atau status awas maka status siaga bisa ditetapkan."
Sebagai gambaran, jika ketinggian dan debit air di pintu-pintu air sudah masuk siaga II, kemungkinan besar sejumlah wilayah langganan banjir seperti Kampung Pulo di Kampung Melayu, Jakarta Timur, atau Petogogan dan Ulujami di Jakarta Selatan akan terendam luapan sungai. "Kalau sudah begitu, Gubernur langsung menaikkan status jadi siaga."
PRAGA UTAMA
Berita Terpopuler
Harga BBM Turun, Organda Tawarkan Empat Opsi
Ahok Bongkar Dana Siluman, Fitra: Itu 'Bisikan'
Hendak Tawuran, Tiga Orang di Depok Ditangkap
Lahan Baru, Bekasi Aman Buang Sampah Setahun