TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta mulai menerapkan penggunaan uang elektronik untuk pembayaran parkir di Jalan Haji Agus Salim (Jalan Sabang), Jakarta Pusat, pada 29 Januari 2015. Alat pembayaran ini persis dengan tiket Transjakarta. Di dalam kartu terdapat saldo yang otomatis terpotong jika pemiliknya membayar parkir melalui mesin parkir meter.
Safrudin Zen, 57 tahun, koordinator lapangan juru parkir (jukir) di Jalan Haji Agus Salim, mengatakan belum memahami mekanisme penggunaan uang elektronik tersebut. Begitu juga teman-temannya. "Belum ada penjelasan, masih enggak paham," ujar Safrudin, Rabu, 28 Januari 2015.
Berdasarkan pantauan Tempo, di Jalan Haji Agus Salim terdapat sebelas mesin parkir meter (baca: Mesin Parkir Meter Sudah Dipasang di Jalan Sabang). Pada masing-masing mesin itu terpasang alat untuk menempelkan kartu uang elektronik di bawah panel tombol parkir meter. Terdapat tulisan "Tempelkan Kartu Di Sini" pada alat tersebut. "Itu dipasang kemarin, tapi saya belum paham teknisnya nanti gimana," kata Safrudin.
Sejak sistem parkir meter diterapkan, penyewa lahan parkir harus membayar tarif menggunakan uang koin. Setiap kali parkir, pengguna kendaraan harus memasukkan nomor polisi kendaraannya dan memasukkan jumlah uang sesuai dengan durasi parkir. Setelah itu, tiket akan tercetak. Durasi parkir ditentukan oleh jumlah uang yang dimasukkan pengguna kendaraan. (Baca: Cara Pakai Parkir Meter)
"Enggak tahu kalau pakai uang elektronik gimana, mungkin nanti yang parkir harus memasukkan sendiri berapa jam mau parkir di sini," kata Safrudin. Dia juga belum tahu soal teknis penjualan kartu uang elektronik tersebut. "Dengar-dengar petugas bakal dikasih kartu buat dijual ke orang yang mau parkir, tapi sampai sekarang belum ada instruksi apa-apa."
Penggunaan uang elektronik itu rencananya akan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, besok. Saat ini terlihat kesibukan pekerja mendirikan tenda di depan kafe Kopitiam Bangil untuk acara peresmian itu. "Acaranya jam delapan," kata Safrudin.
PRAGA UTAMA
Berita lain:
Selalu Bilang Next, Ceu Popong Tegur Menteri Anies
KPK Rontok, Giliran Yusuf PPATK 'Diteror' DPR
'Jokowi, Dengarkan Kesaksian Ratna Mutiara'