TEMPO.CO, Jakarta- Beberapa warga Jakarta yang memiliki mobil menyatakan tak keberatan mengeluarkan uang supaya bisa masuk jalur busway di kala macet. "Ya anggap saja masuk tol," kata Aji Hutomo, 27 tahun, warga Ragunan yang berkantor di salah satu bank BUMN di Semanggi.
Pria yang sehari-hari mengendarai sedan ini memperkirakan jika jalur busway dibuka buat kendaraan pribadi, akan banyak yang berminat. "Pasti banyak yang mau, mendingan bayar tapi enggak kejebak macet," katnya, Jumat, 30 Januari 2015.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencetuskan ide membuka jalur busway bagi kendaraan pribadi. Dia mengatakan, beberapa orang kaya di Jakarta mengutarakan kepada dirinya bahwa mereka mau membayar supaya diperbolehkan melintasi jalur busway saat jalanan tengah macet. (Baca:lasan Ahok Bolehkan Mobil Pribadi Lewat Busway)
Kendati setuju, Aji berharap kalau kebijakan itu direalisasikan, pemerintah menerapkan tarif mahal buat mereka yang mau masuk busway. Idealnya, kata dia, Rp 100 ribu bahkan kalau kondisi jalan sangat macet, tarifnya bisa dinaikkan jadi Rp 250 ribu sekali melintas.
"Itu supaya pemilik mobil mikir dua kali kalau mau melintas, saya juga mau bayar segitu, kalau memang lagi sangat buru-buru dan ada keperluan mendesak, daripada kejebak macet," ucap Aji.
Hal yang sama diungkapkan, Dicky Zulkarnaen, 28 tahun, warga Kebayoran Lama. Tapi dia menyarankan agar rencana Ahok itu dipertimbangkan secara matang. "Dibukanya saat jam-jam macet saja, jangan terus-terusan, nanti sepeda motor atau bus kota umum ikut-ikutan masuk, jadi macet semua." Dia juga mempertanyakan teknis pengawasannya seperti apa. "Nanti bayarnya di mana, lalu siapa yang mengawasi?" (Baca:Syarat Ahok untuk Mobil Pribadi Agar Bisa Lewat Busway)
Aji dan Dicky sepakat bahwa kebijakan ini tidak boleh membuat pengguna Transjakarta dirugikan. "Jumlah mobilnya juga dibatasi, jalur busway tetap harus steril, jangan sampai sudah dibuka buat mobil pribadi, yang naik busway malah ikutan kena macet," ujar Dicky. "Pengguna Transjakarta harus disurvei juga, apa mereka setuju dengan wacana ini, karena mereka yang bakal kena dampaknya, pemilik mobil pribadi sih enak-enak saja."
PRAGA UTAMA
Baca berita lainnya:
Ketemu Prabowo, 3 Tanda Jokowi Jauhi Jeratan Mega
Terungkap, 4 Fakta Sebelum AirAsia Jatuh
Gara-gara Ini, Akbar Tandjung Tinggalkan Ical
Saksi Budi Gunawan Suka Mangkir, Siapa Dalangnya?
Politikus PDIP Sebut Ada 3 Brutus di Ring-1 Jokowi