TEMPO.CO, Jakarta - Iring-iringan mobil polisi yang melintas di terowongan Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menabrak sepeda motor kemarin. Akibatnya, seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 15 Jakarta, Kebayoran Baru, Layla Fitriani Ahmad, 15 tahun, tewas. Layla saat itu dibonceng ayahnya, Ahmad Guntur, 53 tahun.
Guntur mengatakan saat itu iring-iringan bus polisi tersebut melaju kencang. “Saya lihat jelas bus yang menyerempet saya itu. Setelah menabrak, langsung kabur,” kata dia di Rumah Sakit Fatmawati kemarin. Guntur mengisahkan, siang itu ia menjemput anaknya dengan sepeda motor Honda Supra Fit bernomor polisi B-1679-SJZ.
Saat melintas di seberang Markas Besar Kepolisian, Jalan Trunojoyo, iring-iringan bus polisi tengah menuju arah Blok M. Bus yang di urutan kedua itu kemudian menyenggol sepeda motor yang dikendarai Guntur. Guntur dan putri kesayangannya itu terjatuh. Dia melihat sang anak terluka di bagian kepala serta telinganya mengeluarkan darah. Guntur kemudian menghentikan bus polisi lainnya. (Baca pula: 'Polisi Masa Gitu', Tabrak Anak Tak Tanggung Jawab)
Menurut seorang saksi mata yang tak mau disebutkan namanya, korban kemudian dibawa ke Puskesmas Kebayoran Baru. Mengingat lukanya yang cukup parah, korban dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati. "Setelah dirawat di Instalasi Gawat Darurat, sekitar pukul 16.30, putri saya mengembuskan napas terakhir," kata Guntur.
Guntur mengatakan putri tercintanya itu akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kamboja, Radio Dalam, hari ini. "Putri saya akan disalatkan di Masjid Annur," katanya.
Salah satu petugas Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Jakarta Selatan mengatakan bus itu merupakan kendaraan khusus dari Kepolisian Daerah Metro Jaya. "Bus itu kosong, mau menjemput personel yang menjaga sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan," katanya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Sutimin mengatakan belum mendapat info ihwal tabrakan ini. "Saya cek dulu," kata dia saat dihubungi.
HUSSEIN ABRI YUSUF