TEMPO.CO, Jakarta - Laiyla Fitriani Ahmad, 15 tahun, tewas setelah diduga ditabrak iring-iringan bus polisi di terowongan Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Layla ditabrak bus itu bersama ayahnya, Ahmad Guntur, 53 tahun, yang sedang mengendarai sepeda motor.
Menurut wali kelas X Administrasi Pemerintahan Sekolah Menengah Kejuruan 15 Kebayoran Baru, Laiyla termasuk murid yang cerdas. "Orangnya kalem, pendiam, tapi pintar dan dapat ranking 8 saat bagi rapor semester kemarin," katanya kepada Tempo, Selasa, 3 Februari 2014. (Baca: Tabrak Fitriani hingga Tewas, Bus Polisi Itu Kabur)
Ashabul Kahfi, teman satu kelas Laiyla, mengatakan tidak menyangka rekannya itu meninggal. Di sekolah, kata dia, Laiyla adalah anak yang menyenangkan dan cerdas. "Saya sering diajari dia," katanya.
Kepala SMK 15 Desly Wahyuni juga mengatakan hal yang sama. Muridnya itu memiliki otak cerdas. Walaupun pendiam di sekolah, di kelas dia ceria dan pandai berkomunikasi.
Guntur mengatakan, sejak di taman kanak-kanak, Laiyla memang cerdas dan berprestasi. Karena berprestasi, Guntur pun selalu mengantar-jemput anaknya itu.
Di rumah duka di Jalan Haji Salim 1 Nomor 3A, Radio Dalam, terdapat sejumlah piala. Sebanyak 14 piala ditaruh di atas rak buku di dekat ruang tamu. "Semua itu punya Laiyla," kata pria yang bekerja sebagai juragan kontrakan itu. (Baca: 'Polisi Masa Gitu', Tabrak Anak Tak Tanggung Jawab)
Pada beberapa piala itu tertulis Laiyla sebagai juara pertama kasidah putri tingkat Kebayoran Baru, dan juara ketiga puisi islami dalam peringatan Maulid Nabi.
HUSSEIN ABRI YUSUF