TEMPO.CO, BOGOR - Pemerintah Kota Bogor meminta Pemerintah Jokowi melalui Sekretariat Negara memundurkan pagar Istana Bogor. Pemunduran pagar ini dimaksudkan untuk melebarkan jalur pedestrian di sekitar Istana. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan pihaknya kemarin telah mengajukan desain pedestrian ke Sekretariat Negara di Jakarta.
“Desainnya sudah ada,” katanya saat dihubungi pada, 4 Februari 2015. Pembongkaran pagar Istana, kata Bima, membentang dari Tugu Kujang hingga Jalan Jalak Harupat. “Dana pemunduran pagar masih dibicarakan.”
Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengatakan pembongkaran pagar membawa konsekuensi pada mundurnya pagar Istana Bogor selebar 4 meter dan sepanjang 400 meter. “Kami minta Sekretariat Negara memundurkan pagar Istana Bogor dari posisi sekarang ini,” kata Usmar. Desainnya, kata dia, sudah di tangan Bima. “Hari ini beliau menyampaikannya ke Setneg, karena memang sudah ditunggu desainnya,” katanya.
Selama ini, Usmar menambahkan, arus lalu lintas di Jalan Juanda selalu macet, terutama saat hari libur. Banyak wisatawan yang memanfaatkan jalur pedestrian untuk memberi makanan rusa yang berada di dalam pagar Istana.
Usmar menjelaskan, berdasarkan desain sementara, rencananya pagar yang baru tersebut akan berada di belakang saluran irigasi di dalam Istana. “Jadi, nantinya selokan irigasinya ada di luar,” katanya. “Nanti, kami berharap warga tidak bisa lagi parkir di badan jalan untuk memberi makan rusa,” ucapnya. Dengan begitu, masyarakat yang ingin memberi makan rusa Istana akan dipusatkan di sekitar gereja.
“Kami pun minta Setneg memindahkan penangkaran rusanya ke dekat Gereja Zebaoth,” tutur Usmar. Untuk membongkar dan memundurkan pagar Istana serta jalur pedestrian tersebut, Pemerintah Kota Bogor memerlukan biaya Rp 41 miliar, tapi DPRD Kota Bogor hanya menyetujui Rp 6,7 miliar. “Kami juga berharap Sekretariat Negara mau membiayai pembangunan pedestrian itu,” kata dia.
M SIDIK PERMANA