TEMPO.CO, Surabaya -Kusmana dan Yanu Purwati berbeda usia cukup jauh. Yang satu sudah lanjut usia, yang kedua baru menjelang dewasa. Keduanya juga ditemui di tempat terpisah pada Sabtu dan Ahad lalu. Tapi satu kesamaan mereka adalah berada di taman di Kota Surabaya.
“Enak di sini, teduh dan tenang,” kata Kusmana ketika dijumpai di Taman Lansia yang terletak di sudut Jalan Biliton dan Jalan Kalimantan. Taman ini sebenarnya tidak terlalu luas, hanya sekitar 2.000 meter persegi, tapi terlihat bersih. “Selain itu, tempat refleksi di sini lebih banyak dari taman-taman lainnya. Sangat cocok untuk lansia seperti saya,” kata dia lagi.
Adapun Yanu didapati di antara pengunjung Taman Flora yang ada di Jalan Bratang. Taman ini lebih luas, 33.810 meter persegi, dan disebut juga Technopark karena dilengkapi fasilitas Internet dan perpustakaan.
Di taman ini disediakan pula koleksi satwa, seperti rusa, kelinci, dan ikan, yang memungkinkan pengunjungnya berinteraksi dengan memberi makan secara langsung.“Taman ini sangat nyaman untuk refreshing, apalagi gratis,” kata Yanu.
Di sudut lain di taman yang sama, ada pula Novi yang mengajak dua putranya menikmati area playground. Novi mengaku sebelumnya telah mengajak dua buah hatinya itu “berwisata” ke Taman Prestasi di tepian Kali Mas di bagian lain Kota Surabaya. “Banyak permainannya. Taman-taman di sini menyenangkan,” kata warga asal Jakarta itu.
Surabaya memang bukan cuma Taman Bungkul, yang lebih sering mendapat tempat di media. Ada hampir 30 taman aktif di kota ini, dan apa yang diungkap Kusmana, Yanu, ataupun Novi seperti menambah kesaksian atas prestasi Wali Kota Tri Rismaharini. Dia baru saja mendapat pengakuan dari The City Mayors Foundation sebagai satu di antara wali kota dunia yang menjalankan fungsi melayani warganya dengan baik.
Yayasan itu menjaring hingga 256 ribu testimoni untuk 26 nominasi dan Risma ditempatkan sebagai second runner-up setelah Wali Kota Calgary di Kanada dan Wali Kota Ghent di Belgia. Ketika dimintai tanggapannya, Risma menyatakan tujuannya bukan penghargaan, melainkan kesejahteraan warga Surabaya. "Dari awal saya genjot terus karena memang goal-nya makin berat," kata dia, kemarin.
PUSPA DEVITA | AGITA SUKMA