TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Organisasi Angkutan Darat Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan proyek percobaan bus sedang terintegrasi TransJakarta akan dimulai pada bulan depan. "Diupayakan akhir Maret," katanya saat dihubungi, Kamis, 25 Januari 2015.
Saat ini, kata dia, Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) sudah menyediakan 150 bus baru untuk menggantikan kopaja lama. Bus baru itu akan digunakan di beberapa rute, termasuk rute kopaja S66 Manggarai-Blok M yang akan dijadikan trayek uji coba. "Nanti bus barunya akan dikeluarkan secara bertahap, mungkin 10 dulu," katanya.
Meski terintegrasi TransJakarta, kata dia, bus itu tak akan berjalan di jalur TransJakarta. Hanya pelayanannya yang akan serupa. Bus tersebut akan dipasangi pendingin udara atau AC serta GPS. Sopir bus pun tak boleh ngetem di sembarang tempat.
Agar sopir tak sembarangan memberhentikan mobilnya, Shafruhan juga meminta Pemerintah DKI menyediakan halte yang menunjang. Dengan demikian, bus akan berhenti di tempat-tempat tertentu saja. "Ini demi kenyamanan penumpang," katanya.
Shafruhan belum tahu jumlah rupiah per kilometer yang akan diberikan kepada bus. Menurut dia, masalah ini masih dihitung oleh konsultan Pemerintah DKI. Dia pun belum tahu berapa ongkos yang akan dibebankan kepada penumpang dengan fasilitas ini. "Tapi nanti ada subsidi dari Pemerintah DKI, berarti tarif murah," katanya.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta sebelumnya berencana memulai uji coba subsidi dan pembayaran rupiah per kilometer untuk bus kota ukuran sedang. Uji coba dilakukan pada bus Kopaja S 66 rute Blok M-Manggarai.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit mengatakan dengan sistem ini pengusaha angkutan tak perlu lagi mematok target setoran. Para awak bus juga akan mendapat gaji tetap. Selama ini, pengusaha bus kota mematok setoran untuk para awaknya. "Faktor ini yang membuat sopir memilih ngetem atau ugal-ugalan supaya dapat penumpang banyak," katanya.
NUR ALFIYAH