TEMPO.CO, Jakarta - Hujan yang mengguyur Jakarta seharian ini merendam kantor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, tepatnya di Gedung Blok F lantai 1 Balai Kota. Bahkan air menggenang dari kantor Bagian Hubungan Masyarakat itu sampai pressroom yang jaraknya sekitar 10 meter.
Dhini Gilang Prasasti, staf Bagian Humas, menuturkan air mulai masuk ke kantornya sejak pukul 00.00. Ketinggian air mencapai 20-25 sentimeter. "Setiap Istana banjir, pasti di sini juga banjir," ujarnya di Balai Kota, Senin, 9 Februari 2015. Meski begitu, ujar Dhini, genangan sudah mulai surut. "Kami berjemaah mengeringkan ruangan."
Staf Bagian Humas yang tak mau disebut namanya mengatakan banjir terjadi karena pompa air mati. Pompa air yang dipasang ketika banjir pada 2013 itu tidak bisa dihidupkan. Walhasil, genangan pun tidak bisa disedot oleh pompa. "Saya nginep di sini. Pompanya mati," tuturnya.
Tak ada kerusakan apa pun akibat genangan tersebut. Sebab, ujar staf itu, dirinya langsung sigap mengamankan segala dokumen serta mematikan arus listrik agar tidak terjadi kebakaran. Hanya saja, mesin absensi mati. "Jadi pakai manual," tuturnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Denny Wahyu mengatakan penyebab genangan adalah sampah yang menyumbat saluran dekat kantor Humas. "Sampah kardus menyumbat saluran, ditambah intensitas hujan yang tinggi," ujarnya.
Menurut Denny, sampah berasal dari pembungkus material bahan bangunan. Saat ini pemerintah tengah merenovasi gedung Blok F. Berdasarkan pantauan, sekitar tiga pegawai negeri tengah membersihkan lantai yang kotor akibat genangan. Semua perangkat yang memakai arus listrik masih dalam kondisi mati.
ERWAN HERMAWAN