TEMPO.CO, Bogor - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Yos Sudrajat menyangkal tudingan bahwa jajarannya meminta upah atas bantuan dalam melakukan pencarian dua karyawan Boogie yang hilang terbawa arus di Sungai Cianten, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, setelah perahu karet yang ditumpangi korban terbalik saat arung jeram.
"Kami tidak pernah meminta dana operasional dan uang makan pada proses pencarian dua korban yang hanyut saat melakukan arung jeram di Sungai Cianten," kata Yos kepada Tempo melalui telepon selulernya, Senin, 9 Februari 2015.
Bahkan, menurut Yos, di Kabupaten Bogor, tidak ada Badan SAR Nasional (Basarnas), yang ada hanyalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang melakukan pencarian atau kegiatan SAR yang selama ini diterjunkan dalam setiap operasi bencana. "Di tempat kami tidak ada Basarnas. Bahkan, saat pencarian dua korban kemarin, anggaran untuk makan sudah masuk dalam anggaran BPBD," katanya.
Yos mengatakan pencarian dua korban perahu karet yang terbalik saat arung jeram di Sungai Cianten tersebut bukan hanya dilakukan oleh BPBD, tetapi banyak komunitas dan potensi SAR yang ikut melakukan pencarian. "Di Bogor ini ada 32 komunitas dan potensi SAR, dan sekali lagi kami tidak meminta dana operasional meski dua orang yang hilang tersebut dari perusahaan Boogie, yang merupakan perusahaan pembuatan peralatan dan perlengkapan petualangan alam," katanya.
Menurut dia, jumlah personel yang diturunkan dalam pencarian korban itu berasal dari BPBD Kabupaten Bogor sebanyak 120 orang. Mereka sempat melakukan pencarian hingga Pintu Air 10 Tangerang.
M. SIDIK PERMANA