TEMPO.CO, Tangerang - Senior Manager Pelayanan Bandara Soekarno-Hatta, Andika Nuryaman, terganggunya pasokan air bersih di Bandara Soekarno-Hatta yang terjadi sejak Jumat malam 13 Februari 2015, karena pipa utama saluran air ke terminal pecah.
Menurutnya, pipa air yang pecah berukuran besar dengan diameter 60 sentimeter. Pecahnya pipa ini membuat saluran air ke terminal berkurang. "Airnya sedikit yang mengalir," katakepada Tempo, Sabtu 14 Februari 2015.
Bagian pipa yang pecah, kata dia, berada di titik lokasi pembangunan stasiun kereta api bandara. Persis di dekat groundbreaking pembangunan stasiun kereta bandara. Namun, Andika enggan menyebutkan, penyebab pecahnya pipa air tersebut. "Penyebabnya masih diselidiki tim teknis," katanya.
Saluran air yang pecah tersebut, menurut dia, merupakan saluran suplai air ke terminal I untuk kebutuhan toilet dan kamar mandi. Sementara, untuk terminal 2 dan 3, meski masih menggunakan saluran primer tersebut.
Namun, kata Andika, pasokan air bersih di terminal 2 dan 3 tidak begitu terganggu karena masih ada saluran pipa lain yang berfungsi mengalirkan air ke dua terminal itu. "Jadi terganggu sekali hanya di terminal 1, sedang Terminal 2 dan 3 hanya airnya tidak kencang," katanya.
Andika belum bisa memastikan kapan masalah pipa bocor ini teratasi sehingga krisis air di Soekarno-Hatta bisa teratasi." Sekarang sedang terus diupayakan," katanya.
Sementara itu, anggota Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Husna Zahir menyayangkan putusnya aliran air di Bandara Soekarno-Hatta. Kondisi itu membuktikan jika manajemen bandara belum mempersiapkan layanan publik secara optimal. “Bandara sekelas Soekarno Hatta harusnya bisa mengantisipasi kekurangan pasokan air itu,” ujar dia saat dihubungi, Sabtu, 14 Februari 2015.
Husna mengatakan, kebutuhan air hampir sama pentingnya dengan listrik di bandara. Meski tidak memengaruhi penerbangan, air merupakan kebutuhan dasar manusia. Apalagi, air yang diperuntukkan bagi kamar mandi mutlak harus dipenuhi oleh pengelola bandara internasional. “Karena kebutuhan itu tidak bisa ditahan-tahan,” kata dia.
Manajemen bandara juga dianggap tidak pernah memperhatikan ancaman terhentinya pasokan air kepada penumpang maupun pengunjung bandara. Hal itu terlihat dari tidak terpenuhi kebutuhan air bersih publik selama hampir satu hari penuh. Pihak bandara juga dianggap tidak responsif dalam menangani persoalan tersebut.
Dia berharap kasus terputusnya aliran air menjadi peringatan kepada pihak pengelola. Husna mengatakan, PT Angkasa Pura II sudah harus menyiapkan langkah darurat jika persoalan ini kembali muncul di kemudian hari. “Mungkin selama ini tidak pernah jadi tidak ada emergency plan, padahal air kan sama pentingnya dengan listrik,” ujar dia.
Sebelumnya, air bersih di Bandara Soekarno Hatta ini sempat mengalami gangguan pada 13 Februari 2014 mulai pukul 18.30 WIB. Bocornya pipa air menyebabkan berkurangnya debit aliran air bersih ke Terminal 1 dan 3. PT Angkasa Pura II mengklaim aliran air bersih di Bandara Internasional Soekarno-Hatta kembali berangsur normal sejak pagi ini pukul 04.30 WIB.
JONIANSYAH| DIMAS SIREGAR