TEMPO.CO , Jakarta - Mulai Maret 2015, Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan menyediakan 150 unit bus sedang yang akan dioperasikan di trayek Blok M - Manggarai. Bus-bus baru ini akan menggantikan bus-bus kopaja yang sudah bobrok. Adapun rute tersebut dipilih, menurut Benjamin, karena tingkat permintaan penumpangnya sangat tinggi. "Uji coba ini sekaligus mematangkan konsep dan regulasinya," Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit di Balai Kota, Rabu, 4 Februari 2014.
Pengoperasian bus ini merupakan uji coba sistem subsidi dan pembayaran rupiah perkilometer untuk bus kota. Objek uji coba ini adalah bus Kopaja 66 jurusan Blok M-Manggarai. "Dengan sistem baru ini, sopir dan kernet akan digaji, jadi enggak ada bus ngetem lagi," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit di Balai Kota, Rabu, 4 Februari 2014.
Uji coba sistem subsidi dan pembayaran rupiah perkilometer ini, menurut Benjamin, merupakan langkah awal untuk mengintegrasikan seluruh moda transportasi umum dalam kota di Jakarta di bawah naungan PT Transportasi Jakarta. "Targetnya, akhir tahun ini seluruh angkutan Kopaja bergabung dengan PT Transportasi Jakarta." Setelah itu giliran organisasi angkutan umum lain yang akan diintegrasikan.
Dengan sistem ini, kata Benjamin, pengusaha angkutan tak perlu lagi mematok target setoran. Para awak bus juga akan mendapat gaji tetap. "Faktor inilah yang membuat sopir memilih ngetem atau ugal-ugalan supaya dapat penumpang banyak." Sedangkan untuk biaya operasional, Pemerintah DKI Jakarta akan memberikan subsidi, sehingga tarif angkutan ini akan tetap meskipun harga bahan bakar minya berubah. Bus-bus yang beroperasi pun dikelola oleh PT Transjakarta.
Benjamin mengatakan, ke depan, konsep transportasi bus umum di Jakarta memang akan digabungkan seluruhnya dengan PT Transjakarta. Setiap organisasi angkutan seperti MetroMini dan Mikrolet juga akan disodori konsep ini. Bahkan, Benjamin mengungkapkan rencananya Pemerintah DKI Jakarta akan menghapuskan moda transportasi seperti mikrolet. "Nanti semuanya didorong untuk menjadi bentuk bus sedang, lalu angkutan yang sekarang pakai bus sedang seperti Kopaja dan MetroMini akan menggunakan bus gandeng seperti Transjakarta."
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan, sistem subsidi bus kota ini akan menekan tingkat kemacetan sekaligus menghilangkan perilaku nakal pegawai Dinas Perhubungan yang kerap minta jatah kepada sopir. "Di setiap tempat ngetem itu pasti ada pungutan liarnya, dan yang minta siapa lagi kalau bukan petugas."
PRAGA UTAMA