TEMPO.CO , Jakarta: Geliat bisnis batu akik yang sedang tumbuh pesat saat ini tak dilihat kolektor batu sebagai sesuatu yang istimewa. Menurut Koordinator Pimpinan Kolektif Asosiasi Puspa Cakra, Junaedi, saat ini, bisnis batu akik menjadi salah satu industri padat karya yang mampu menghidupkan banyak orang dari berbagai level. Hal yang perlu diperhatikan lebih adalah industri turunan batu, seperti kerangka/dudukan batu berbentuk cincin, liontin, gelang, atau anting.
Menurut dia, pemerintah kurang memperhatikan industri turunan ini. Padahal, industri ini menjadi berkembang pesat karena tren batu akik yang sedang naik daun. Para pengrajin emas, perak, baja putih, hingga platina dari berbagai daerah berlomba-lomba memasukkan dagangan mereka dalam geliat bisnis di Jakarta Gems Center, Jatinegara, Jakarta Timur. "Pemerintah harus memberikan perlindungan usaha bagi mereka ini," kata dia.
Selain itu, para kolektor juga berharap pemerintah dapat mewadahi bisnis ini dengan pameran-pameran batu akik di Indonesia. Tak hanya sekali setahun, mungkin bisa dua-tiga kali, katanya. Hal ini dilakukan agar daerah-daerah lain mendapatkan kesempatan mempertontonkan batu lokal kebanggaan mereka agar punya nilai jual tinggi.
Dia juga berharap pemerintah mau membantu dalam hal pembangunan suatu lembaga yang dapat memfasilitasi mereka yang mau belajar menjadi pengrajin batu akik. Saat ini, para pengrajin batu masih menggunakan alat tradisional sehingga masih ketinggalan dengan Thailand, Korea, atau Jepang. "Alat-alat yang lebih modern diperlukan agar kerja menjadi lebih efektif tapi tetap nyeni," kata dia.
Dia pun seringkali bertemu dengan pemda DKI dan perwakilan pemerintah dari Kementerian Perindustrian untuk berdiskusi soal bisnis batu. Dia mengatakan, sudah ada itikad baik dari pemerintah untuk membantu mengembangkan galeri batu akik satu-satunya di Indonesia. Galeri ini terletak di lantai 1 Jakarta Gems Center, Jatinegara, Jakarta Timur. Nantinya, galeri ini diharapkan menjadi panduan bagi pedagang lokal dan kolektor batu dari penjuru Indonesia untuk lebih memahami soal nilai suatu batu akik negaranya sendiri.
YOLANDA RYAN ARMINDYA