TEMPO.CO, Tangerang - Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta membongkar jaringan perdagangan manusia ke Timur Tengah yang diduga melibatkan jaringan internasional. Jaringan ini diduga melibatkan pasangan suami-istri, Jamal Al-Khadafi (40 tahun) dan Laila Yunita (40 tahun).
Kepala Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta Sutrisno mengatakan indikasi keterlibatan jaringan internasional terlihat dari sistem perekrutan orang yang dikendalikan langsung oleh Jamal. Menurut dia, Jamal bertugas merekrut orang, melakukan survei ke kampung-kampung, serta menyiapkan tiket penerbangan dan penginapan di dalam dan luar negeri.
Selain itu, Sutrisno melanjutkan, Jamal kerap mendapatkan sokongan dana yang mengalir dari sejumlah negara, seperti Prancis, Swedia, dan Belanda. ”Sebagian besar negara Eropa. Nilai uangnya mencapai ribuan dolar,” kata Sutrisno dalam keterangan pers di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa, 17 Februari 2015.
Kepala Seksi Pengawasan Imigrasi Soekarno-Hatta Ahmad Husny mengatakan terungkapnya praktek perdagangan manusia ini berawal dari kecurigaan petugas terhadap Laila Yunita, yang membawa tiga wanita di Soekarno-Hatta pada 25 Januari 2015.
Saat itu Laila sedang bersiap untuk bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia, menggunakan penerbangan Garuda Indonesia. ”Setelah diperiksa, paspor tiga wanita yang dibawanya berbeda dengan orangnya,” kata Husny. Akhirnya petugas mencokok Laila. Dari keterangan Laila, sepekan kemudian petugas menangkap Jamal Al-Khadafi di rumah kontrakannya di Karet Pedurenan, Jakarta Selatan.
Sutrisno mengatakan Imigrasi terus mendalami keterlibatan pihak lain dalam bisnis ilegal ini. Adapun Laila Yunita, yang diperistri Jamal secara siri, mengaku tak tahu-menahu ihwal bisnis ini. Dia hanya mengatakan sejak lima tahun lalu kerap mengantar dan mengawal penerbangan orang ke luar negeri.
Kepala Seksi Penindakan Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta Arief Riyanto mengatakan, selama pemeriksaan, dua pelaku itu memberi keterangan yang tidak konsisten. ”Keterangannya berbelit-belit dan mencla-mencle,” katanya. Menurut pengakuan mereka, dalam menjalankan bisnis ini mereka dibantu lima orang yang terdiri atas warga negara asing dan warga negara Indonesia.
Arief mengatakan Jamal memiliki kantor di kawasan Condet, Jakarta Timur, yang dijadikan tempat penampungan wanita yang akan dibawa ke luar negeri. ”Kantor itu sudah kosong dan tutup,” katanya.
JONIANSYAH