TEMPO.CO, Jakarta -Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta menggagalkan upaya penyelundupan manusia yang dilakukan sepasang suami-istri, Jamal Al Khadafi, 40 tahun, dan Laila Yunita, 40 tahun. Keduanya ditahan untuk menjalani pemeriksaan. Tiga korban yang berhasil diselamatkan dikembalikan ke daerah asal.
Kepala Seksi Pengawasan Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Ahmad Husny, mengatakan praktek busuk yang dilakukan pasangan itu terungkap pada 25 Januari lalu. Saat itu, Laila hendak terbang ke Malaysia untuk mengantar tiga korbannya. “Petugas kami curiga karena foto dalam paspor tidak sama dengan pemiliknya,” kata dia kemarin.
Kecurigaan petugas bertambah setelah menemukan sejumlah paspor lain di dalam tas Laila. “Uniknya, paspor asli korban justru disimpan dalam tas Laila," kata Husny. Saat diperiksa, Laila mengatakan bahwa yang mengurus dan mengatur keberangkatan para korban adalah suaminya, Jamal Al Khadafi. Dia hanya diberi tugas mengantar korban sampai ke tempat penampungan di Kuala Lumpur, Malaysia. Selanjutnya, korban akan dikirim ke Timur Tengah. Berdasarkan keterangan Laila itulah, petugas imigrasi kemudian menangkap Jamal di kontrakannya di kawasan Karet Pedurenan, Jakarta Selatan.
Kepala Imigrasi Soekarno-Hatta, Sutrisno, mengatakan Jamal adalah warga negara Suriah yang masuk ke Indonesia pada 2010 untuk mencari suaka. Dia kemudian menikahi Laila secara siri dan mendirikan perusahaan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. “Jamal mencari sendiri calon korban ke kampung-kampung,” kata dia. Daerah yang sering dia datangi, antara lain, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung.
Untuk menjebak korban, Jamal tak segan-segan memberikan uang tunai Rp 5-10 juta sebagai tanda jadi. Uang itu diberikan semata-mata untuk mengikat korban agar bersedia dikirim ke luar negeri.
Sutrisno menduga bisnis yang digeluti Jamal itu melibatkan sindikat internasional. Alasannya, petugas menemukan sejumlah bukti transaksi ke rekening Jamal yang antara lain dikirim dari Prancis, Swedia, dan Belanda. “Nilai transfer mencapai ribuan dolar AS," kata dia.
Kepala Seksi Penindakan Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta, Arief Riyanto, mengatakan Jamal selalu memberi keterangan yang berbeda saat diperiksa. Namun lelaki itu sempat mengakui mendapat kiriman dari lima pemodal yang sebagian besar adalah warga negara asing.
Saat ditemui di Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta kemarin, Laila mengaku tidak memahami bisnis yang dijalani suaminya itu. Semua yang dia lakukan hanya menjalankan perintah dari Jamal. “Saya dijebak,” kata perempuan itu sambil terisak-isak.
Laila tidak berani banyak berbicara setelah dibentak oleh Jamal yang duduk di sampingnya. “Stop talking (berhenti bicara)," kata Jamal dengan mata melotot setiap Laila menjawab pertanyaan dari Tempo. Wanita ini hanya menunduk sambil menutupi wajah dan kepalanya dengan selendang.
JONIANSYAH