Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korban Obat Bius Bermasalah Kejang Selama Dua Hari  

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
REUTERS/Cheryl Ravelo
REUTERS/Cheryl Ravelo
Iklan

TEMPO.CO, Tangerang - Rilda Amanda, 33 tahun, pasien Rumah Sakit Siloam, Karawaci, Tangerang, yang meninggal karena suntikan obat Buvanest Spinal yang diproduksi Kalbe Farma mengalami kejang-kejang dan koma selama dua hari.

Pegawai negeri sipil di Dirjen Kementerian Perhubungan ini tidak pernah sadarkan diri setelah mendapatkan suntikan pertama dari dokter saat akan operasi caesar kelahiran anak pertamanya itu. "Sangat menyedihkan melihat kondisinya," kata Ary Avinto, suami Rilda, saat ditemui kepada Tempo di rumahnya, Rabu malam, 18 Februari 2015.

Ary menuturkan, ia mendampingi istrinya ke rumah sakit itu pada Rabu, 11 Februari 2015, sekitar pukul 10.00. Saat itu, mereka datang untuk check up rutin kandungan yang sudah memasuki usia 40 pekan. Rumah Sakit Siloam mereka pilih, karena Ida, sapaan Rilda, sudah merasa cocok dengan dokter kandungan yang praktek dirumah sakit itu.

Setelah pemeriksaan, kata Ary, dokter menyatakan Ida harus melakukan persalinan hari itu juga. Karena sudah membuat persiapan, Ida dan Ary menyatakan siap dan Ida pun menjalani pemeriksaan dan proses melahirkan caesar. Sekitar pukul 14.30, Ida masuk ruang operasi." Dokter melarang saya untuk masuk, dan akhirnya saya dan keluarga menunggu di ruang tunggu pasien," kata Ary.

Sekitar 30 menit kemudian, bayi dengan berat 28,8 kilogram dan panjang 47 sentimeter itu lahir dengan selamat. "Saat bayi kami lahir, barulah dokter memberitahukan kondisi istrinya saya sesungguhnya," kata Ary.

Saat itu, dokter anestesi dan kandungan Rumah Sakit Siloam menyampaikan jika sesuatu terjadi pada Ida setelah mendapatkan suntikan pertama ketika proses operasi caesar akan dilakukan. "Suntikan pertama itu yang membuat Ida kejang-kejang, ternyata itulah mungkin yang membuat para dokter mempercepat proses kelahiran anak saya," kata Ary.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dokter rumah sakit saat itu, kata Ary, juga terlihat panik dan merasa ada yang aneh pada obat yang mereka pakai. Setelah kejadian itu, obat yang mereka gunakan diperiksa di laboratorium rumah sakit dan kemudian, menyatakan obat yang belakangan diketahui diproduksi Kalbe Farma itu bermasalah.

Untuk mengurangi kejang-kejang pada Ida, dokter Rumah Sakit Siloam, kata Ary, kembali memberikan suntikan obat bius kepada istrinya. "Kata dokter kalau kejang-kejang terus berbahaya pada jantung dan organ tubuh lainnya," katanya. Hingga saat itu, Ida dalam kondisi koma.

Keluarga Ida dan Ary yang sudah berkumpul di rumah sakit menunggu dengan penuh kecemasan. Hingga pada Jumat dinihari, 13 Februari, pukul 01.00, Ida dinyatakan meninggal. Keluarga yang saat itu menginap di rumah sakit hanya bisa pasrah dan tawakal. "Kami ikhlaskan kepergian anak kami, mungkin ini saatnya Allah memanggilnya," kata Edward Amir, ayah Ida.

JONIANSYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

1 Agustus 2021

Ketua DPR RI Puan Maharani saat menyampaikan pidato dalam rapat paripurna ke-17 masa persidangan V tahun 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Mei 2021. Rapat Paripurna tersebut beragendakan mendengarkan pidato ketua DPR RI dalam rangka pembukaan masa persidangan V tahun 2020-2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

Puan Maharani mengutuk praktik mafia obat, terlebih untuk obat terapi Covid-19. Meminta mereka ditindak tegas.


Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

27 November 2019

(ki-ka) Ketua BPOM RI Penny K Lukito, Ketua LPPOM MUI Lukmanul Hakim dan Ketua YLKI Tulus Abadi saat konferensi pers di gedung BPOM, Jakarta Pusat, 5 Februari 2018. BPOM menemukan adanya DNA babi dalam Viostin DS dan Enzyplex serta sekaligus mencabut peredaran produk tersebut dari pasaran. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

YLKI menilai rencana Menkes Terawan Agus Putranto untuk mengambil alih perizinan obat tidak bakal mampu menurunkan harga obat.


Diancam Mafia, Nyawa Conor McGregor Dihargai Rp 14,3 Miliar

11 Januari 2018

Conor McGregor bercengkerama dengan Rita Ora dalam Fashion Award 2017 di London, akhir pekan lalu. (dailymail.co.uk)
Diancam Mafia, Nyawa Conor McGregor Dihargai Rp 14,3 Miliar

Bintang MMA dari UFC yang namanya sedang berkibar, Conor McGregor, dikabarkan sedang terlibat masalah dengan mafia Irlandia dan diancam untuk dibunuh.


Kasus Obat Palsu, IDI dan YLKI Desak Penguatan BPOM  

10 September 2016

Petugas kepolisian merilis barang bukti kasus obat kadaluarsa di Polda Metro Jaya, Jakarta, 5 September 2016. Polisi berhasil membongkar peredaran obat kedaluwarsa dan kosmetik palsu di salah satu toko obat yang beroperasi di wilayah Pramuka, Jakarta Timur yang dijual kembali ke pasaran dengan kemasan baru dan mengubah tahun kadaluwarsa obat.  M IQBAL ICHSAN/TEMPO
Kasus Obat Palsu, IDI dan YLKI Desak Penguatan BPOM  

IDI meminta pengawasan obat dan makanan diperketat.


Ingin Harga Obat Murah, KPPU Gandeng UNDP  

25 Mei 2016

Komisi Pengawas Persaingan Usaha. TEMPO/Amston Probel
Ingin Harga Obat Murah, KPPU Gandeng UNDP  

KPPU menggandeng UNDP agar masyarakat lebih mudah mengakses obat murah.


Tak Pernah Terjadi, Pemenang Lelang Obat Dibatalkan LKPP

9 Februari 2016

medicineworld.org
Tak Pernah Terjadi, Pemenang Lelang Obat Dibatalkan LKPP

Pelaku industri farmasi mempertanyakan akuntabilitas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang membatalkan pemenang lelang obat


Obat di Indonesia Termahal di ASEAN, Ini Dalih Menkes

8 Januari 2016

Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Moeloek, melakukan sidak alat pendeteksi virus Ebola di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 3 November 2014. Sidak tersebut dilakukan untuk memperketat masuknya virus ebola ke Indonesia melalui bandara dan pelabuhan. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Obat di Indonesia Termahal di ASEAN, Ini Dalih Menkes

Menteri Nila Moeloek mengatakan, obat-obatan paten tertentu seperti obat kanker mahal karena masih dibuat perusahaan farmasi asing.


KPPU: Harga Obat di Indonesia Termahal di ASEAN  

15 Desember 2015

Pengunjung menghadiri pameran niaga industri farmasi
KPPU: Harga Obat di Indonesia Termahal di ASEAN  

KPU menyebutkan harga obat di Indonesia termasuk salah satu yang termahal dibanding negara-negara tetangga di Asia Tenggara.


Tekan Harga Obat di Indonesia, Ini Usul KPPU  

15 Desember 2015

Pengunjung menghadiri pameran niaga industri farmasi
Tekan Harga Obat di Indonesia, Ini Usul KPPU  

KPPU mengusulkan pemerintah mengambil sejumlah langkah untuk menekan harga obat di Indonesia yang selama ini tergolong termahal di Asia Tenggara.


Ini Surat Edaran Perhimpunan Dokter Tanggapi Suap Farmasi  

13 November 2015

Ilustrasi dokter/kesehatan. Pixabay.com
Ini Surat Edaran Perhimpunan Dokter Tanggapi Suap Farmasi  

Investigasi Tempo menemukan sebanyak 2.125 dokter diduga menerima suap hingga Rp 131 miliar dari perusahaan farmasi.