TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Ridwan, 20 tahun, masih tak percaya ayahnya, Tony Zahar, 53 tahun, sopir taksi Express, tewas dibunuh. "Saya ingin pelaku segera ditangkap," katanya di Tempat Pemakaman Umum Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, 19 Februari 2015.
Ridwan yang merupakan anak pertama dari mantan istri Tony, Dewi Marina, 38 tahun, mengatakan ayahnya sempat cekcok masalah orang ketiga. Perselisihan itu diutarakan Tony kepada Siti Masitoh, 38 tahun, yang merupakan istri Tony setelah bercerai dengan Dewi. Dalam pernikahan dengan Siti, Tony memiliki tiga anak, yaitu, Adin, 10 tahun, Nela (8), dan Kintara (6).
Mahasiswa Universitas Gunadarma itu menjelaskan, sebelum meninggal, ayahnya sering terlihat ketakutan. "Ibu tiri saya bilang ayah sering dapat teror, dan ketakutan," katanya. Teror itu diduga karena Tony berselingkuh dengan Murni, perempuan yang bekerja di rumah makan. Perselingkuhan itu, ucap Ridwan, diketahui keluarga Murni karena Tony membelikan sepeda motor atas nama Murni. "Sejak itu ayah mulai diteror."
Sebelumnya, Tony yang bekerja sebagai sopir taksi Express itu ditemukan tewas di Jalan Raya Rawa Bambu, di depan pull bus Sinar Jaya, RT 13 RW 05, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu, 18 Februari 2015.
Tony tewas dalam posisi duduk tertelungkup di balik kemudi taksi Express B-1595-ETB dengan nomor badan DC7177. Di taksi itu ditemukan barang milik korban berupa tas yang berisi dompet berwarna cokelat, kartu tanda penduduk, kartu Siaga Bukopin, buku tabungan Mandiri atas nama Siti Murniati, satu telepon seluler merek Cross, dan dua telepon seluler Nokia.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Pasar Minggu Ajun Komisaris Besar Murgiyanto mengatakan pihaknya tidak bisa menduga-duga mengenai motif pembunuhan itu. "Masih dalam proses penyelidikan," katanya ketika dihubungi Tempo.
HUSSEIN ABRI YUSUF
Baca: