TEMPO.CO, Jakarta - Tony Zahar, 53 tahun, sopir taksi Express yang dibunuh, mengangkut dua penumpang sebelum ditemukan tewas. Juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengatakan informasi ini berasal dari keterangan tukang ojek di Stasiun Bojong Gede, Bogor.
Martinus mengatakan, menurut tiga tukang ojek tersebut, penumpang Express tersebut adalah pria dan wanita. "Perempuan yang memberhentikan taksi sekitar pukul 00.38 WIB," katanya, Jumat, 20 Februari 2015. "Perempuan itu langsing dan pakai baju putih."
Waktu itu diketahui berdasarkan data dari alat global positioning system (GPS) di taksi Express bernomor polisi B-1595-BTB dengan nomor pintu DC7177 yang dikemudikan Tony.
Setelah dinaiki oleh dua penumpang itu, kata Martinus, sesuai dengan data GPS dan argometer tarif taksi berjalan, mobil itu menuju Jakarta. Sekitar pukul 01.00 WIB, taksi itu berhenti di Jalan Rawa Bambu, di depan pul bus Sinar Jaya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. "Setelah itu, posisi mobil dari GPS dan argometer tidak bergerak, dan ada yang menemukan Tony tewas sekitar pukul 05.30 WIB dengan luka tusukan," kata Martinus.
Tony tewas dalam posisi duduk tertelungkup di balik kemudi dengan luka sayatan di lehernya. Di taksi itu ditemukan barang milik korban berupa tas yang berisi dompet berwarna cokelat, kartu tanda penduduk, kartu Siaga Bukopin, buku tabungan Mandiri atas nama Siti Murniati, satu telepon seluler merek Cross, dan dua telepon seluler Nokia.
Pada 20 Februari 2015, jenazah Tony dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan.
HUSSEIN ABRI YUSUF