TEMPO.CO, Jakarta - PT Transportasi Jakarta mengakui bahwak pihaknya masih menggunakan bus yang tak layak. Hal ini terpaksa dilakukan karena jumlah bus Transjakarta belum mencukupi.
Direktur Utama PT Transjakarta ANS Kosasih mengatakan jika bus yang tak layak itu dihentikan, waktu tunggu bus akan semakin panjang. "Jadi sementara bus tak layak masih berjalan," kata dia, Senin, 23 Februari 2015.
Namun, bus tak layak ini masih memenuhi standar keamanan bagi para penumpang. "Tapi kalau dari segi kenyamanan, sudah pasti tak terpenuhi," ujarnya. Dia sendiri pernah mencoba bus yang dinilainya tak layak di Koridor VI Dukuh Atas-Ragunan. "Busnya bocor saat hujan. Saya kehujanan di dalam bus."
Berdasarkan catatannya, Transjakarta pernah memiliki 794 bus yang beroperasi setiap harinya. Namun, dalam perjalanan selama kurang lebih sebelas tahun, tinggal sekitar 460 bus yang beroperasi masih baik. "Itu tak cukup untuk melayani 350 ribu penumpang setiap harinya," ujarnya. Di antara jumlah bus itu, sekitar 10 persen ada dalam kondisi kurang layak.
Karena itu, tahun ini Transjakarta telah melakukan pembelian bus merek Scania sebanyak 51 bus. Bus itu saat ini sedang dirakit di Semarang, Jawa Tengah. "Mudah-mudahan bulan Juni ini sudah bisa beroperasi," kata Kosasih.
Selain itu, untuk menambah pelayanan, Transjakarta pun akan menggandeng Kopaja dan APTB agar terintegrasi. "Bisa ada 300 bus dari mereka yang dapat membantu mengangkut penumpang," ujarnya. Diperkirakan integrasi itu bisa dimulai bulan April mendatang.
Kosasih menyatakan tahun ini pihaknya memang memfokuskan pada dua hal dalam perbaikan layanan Transjakarta. "Penambahan bus dan perbaikan halte," kata dia. Halte-halte akan diperluas karena saat ini jumlah penumpang Transjakarta telah naik hingga 25 kali lipat dibandingkan saat halte-halte tersebut pertama kali dibangun pada 2004 lalu.
NINIS CHAIRUNNISA