TEMPO.CO , Jakarta -- Kerangka gedung SD Negeri 01 Pagi dan 10 Pagi Duri Kepa Jakarta Barat menyembul dari balik pagar tembok hijau dan pagar seng yang mengelilingi gedung. Pembangunan gedung dua sekolah ini terhambat oleh APBD 2015 yang tak kunjung dapat digunakan.
Anggaran habis Desember 2014 sementara anggaran 2015 belum ada. "Ini dikerjakan lagi kalau anggaran sudah cair, saya dengar begitu" kata Ahmad Huzeni, guru kelas 6 SDN 01 Pagi yang Tempo temui di lokasi, Selasa 24 Februari 2015.
Kebakaran pada pertengahan Mei 2011 melalap habis 16 ruangan dua sekolah itu. Bangunan sekolah yang memiliki luas 4.900 meter persegi itu jadi tak dapat digunakan sehingga kegiatan belajar mengajar terpaksa menumpang di SDN 11 dan SDN 12 Pagi. "Yang SDN 01 menumpang ke SDN 12 Pagi, yang SDN 10 menumpang ke SDN 11 Pagi," kata Zeni.
Bangunan sekolah yang berada persis bersampingan dengan sekolah yang ditumpangi itu jauh dari kata bangunan setengah jadi. Sebab, hanya ada tiang-tiang pancang saja yang berdiri kokoh, tanpa tembok. Tempo tak mendapatkan akses masuk sehingga tak melihat kondisi bangunan dari dekat kecuali pemandangan tiang pancang berbentuk balok yang tertanam kokoh di sudut-sudut calon gedung.
Pagar seng mengelilingi bangunan dan disegel rantai gembok yang sudah karatan. Seolah tak puas dengan gembok dan pagar-pagar seng setinggi dua meter, tulisan hitam tebal "Yang Tidak Berkepentingan Dilarang Masuk" ditempel di pagar seng. Tak ada aktivitas apapun terlihat di dalam. "Pengerjaan berhenti Desember 2014, mulai pengerjaan Oktober 2014," kata Yetik, guru kelas 3 SDN 01 Pagi.
Akibat menumpang, siswa dua sekolah ini dibuat masuk siang. Kelas 4,5,6 dari jam 12.15 sampai 17.30 kalau 1,2 dari jam 12.30 sampai jam 16.00. Kelas 3 sampai 16.30. "Akibatnya, siswa cepat mengantuk dan cepat lelah," kata Yetik.
Pembangunan yang tak kunjung tuntas ini menurunkan jumlah siswa. Pada Juli 2014 jumlah siswa SDN 01 Pagi tercatat sebanyak 216 siswa tetapi saat ini hanya 209 siswa. "Kalau dihitung dari awal pertama menumpang lebih dari 20 siswa keluar karena nggak tahan masuk siang," kata dia.
DINI PRAMITA