TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Pondok Aren Inspektur Polisi Dua Agung S. Aji mengatakan pihaknya terlambat mendapatkan informasi mengenai begal yang dibakar massa. Sebab, warga terlambat melaporkan kejadian itu ke Polsek. "Kami dikasih tahu setelah pelaku dibakar hidup-hidup," katanya saat dihubungi, Selasa, 24 Februari 2015.
“Ada warga yang telepon katanya ada ramai-ramai di Jalan Ceger,” katanya. Agung pun langsung memerintahkan unit patroli meluncur ke tempat kejadian perkara. Menurut Agung, jarak dari Polsek Pondok Aren ke Jalan Ceger Raya, lokasi pelaku pembegalan dibakar hidup-hidup oleh warga, berkisar 3 kilometer. "Warga terlambat memberikan informasi. Saat anggota kami sampai di lokasi, mayat sudah gosong."
Pantauan Tempo di lokasi kejadian, masih terdapat bercak darah pelaku yang diseret sampai ke Jalan Raya Ceger, yang berjarak kurang-lebih 200 meter. Tempat pelaku melakukan aksinya di Jalan Masjid Baiturrahim, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, memang sepi pada malam hari.
Perumahan yang padat membuat warga sontak terbangun ketika mendengar teriakan korban. Jarak antara rumah satu dan rumah lainnya hanya berkisar 10 meter, sedangkan di lokasi banyak rumah kontrakan. "Jalan ini memang sepi kalau malam, tapi di dalam gang banyak anak muda nongkrong," kata Indra, 25 tahun, seorang warga.
Bahkan, kata Indra, banyak pengendara sepeda motor yang lewat lokasi itu mengebut pada malam hari. "Mungkin orang pulang kerja takut dibegal, makanya ngebut" katanya.
Lokasi pelaku dibakar berada di Jalan raya Ceger. Jalan tersebut ialah jalan raya yang banyak dilalui kendaraan. "Makanya, sewaktu pelaku dibakar, banyak warga sekitar berkerumun, bercampur dengan pengendara yang melintas," ujarnya.
MUHAMMAD KURNIANTO