TEMPO.CO, Jakarta - Ancaman pemboman diterima oleh manajemen Hotel Sparx, Mangga Besar, Jakarta Barat. Satu tim penjinak bom diturunkan untuk menyisir keberadaan bom.
"Berdasarkan hasil penyisiran, lokasi steril. Tidak ada apapun," ujar Kapolsek Tamansari, Afrisal, Kamis 26 Februari 2015.
Dugaan sementara ancaman ini hanya untuk menakuti dan memeras. Meski demikian, Afrisal mengaku akan tetap menyelidiki pelaku. "Kami sedang menyelidiki pelaku dan berkoordinasi dengan Kepolisian di Aceh," kata dia.
Sebelumnya, pukul 16.30 manajemen Hotel Sparx menerima ancaman bom. Pelaku yang mengaku dari jaringan TPI Aceh mengatakan meletakkan empat bom. "Jika tidak diberi uang tebusan, bom akan diledakkan dalam waktu empat hari, terhitung dari hari ini," ujar Afrisal di halaman hotel.
Tamu hotel, Ehut Mangkin, pria asal Gunung Mas, Kalimantan Tengah, kesal dengan manajemen hotel yang dianggap tak sigap menjamin keamanan tamu. Ia menuturkan pukul 18.30 baru keluar dari kamar hotel. "Itu pun saya tahu dari teman saya, dibilang ada simulasi," kata dia.
Merasa janggal, ia bertanya kepada salah satu polisi yang berjaga. "Dari situ saya tahu ada ancaman bom dan itu sudah sejak pukul 16.30," kata dia dengan suara meninggi. Merasa tak aman, ia dan 14 temannya akan segera check out dan mencari penginapan lain malam ini.
Sementara itu, pihak keamanan hotel yang sebelumnya ngotot mengatakan hanya simulasi, enggan memberikan klarifikasi. Keamanan yang bertugas enggan menjawab pertanyaan Tempo dengan alasan dilarang memberikan pernyataan kepada media. "Kami sedang sibuk semua," kata keamanan yang lain menghalau. Padahal, pihak keamanan yang mengenakan pakaian safari hitam-hitam itu hanya berdiri di pelataran hotel.
DINI PRAMITA