Aksinya itu terbayar dengan pemasukan yang didapat Abu. Dia mengatakan, untuk sepeda motor, Abu mendapat Rp 1 juta-Rp 1,5 juta untuk setiap motor yang berhasil direbut dan dijual ke tangan penadah. "Satu pekan, bisa beraksi dua sampai tiga kali," kata dia.
Ingin pemasukan lebih besar, Abu bersama komplotannya berpindah haluan. Mereka mengincar mobil. Bermodal mobil yang disewa di daerah Gambir, Jakarta Pusat, komplotan itu meluncur ke Tol Jakarta Merak pada 10 Januari 2015.
Abu mengatakan, dia melihat mobil yang sedang beristirahat di kilometer 12 tol tersebut. Kelompok itu pun mendekati mobil dan merebut mobil. "Sopir melawan, dan saya tusuk sopir menggunakan senjata tajam ke rusuknya," kata dia.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Metro Tangerang, Ajun Komisaris Besar Sutarmo, mengatakan aksi pembunuhan di tol itu yang memberi petunjuk polisi untuk menangkap Abu. Setelah petunjuk ditemukan, polisi bergerak menuju Lampung.
Tiba di Lampung, polisi mengendus keberadaan Abu. Abu ditangkap di rumah orang tuanya, di Way Kanan, Lampung Utara pada 3 Februari 2015. "Satu pelaku tewas ditembak mati dan lima orang lainnya masih dalam pencarian karena melarikan diri di Lampung," kata dia.
HUSSEIN ABRI YUSUF