TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama langsung ke kantornya di Balai Kota DKI Jakarta begitu acara mediasi dengan DPRD terkait dengan RAPBD 2015 berlangsung buntu. Sampai di Balai Kota dari Kementerian Dalam Negeri, Ahok menggelar rapat bersama para pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI. Rapat dilaksanakan di Balai Kota DKI Jakarta.
Hadir dalam rapat itu, hadir semua kepala dinas dan wali kota di DKI Jakarta. Termasuk Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi yang sebelumnya hadir dalam rapat mediasi di kantor Kemendagri.
Mediasi antara DPRD dan Ahok menemui jalan buntu. Ahok disebut murka dan menekan anak buahnya. Dari luar, terdengar suara Ahok berteriak, dan beberapa menit kemudian dia keluar dari ruang mediasi. Tak jelas apa yang diteriakkan. Ahok keluar dari pintu samping. Semua pejabat Pemprov DKI keluar dari ruangan dan diam seribu bahasa.
Suasana di dalam sangat tegang. Menurut sumber Tempo, Ahok terpancing dengan omongan anggota DPRD DKI Jakarta yang dianggap melenceng. Bahkan bahasannya menyinggung soal UPS. Beberapa teriakan muncul, seperti, "Ini gubernur atau preman," kata sumber Tempo.
Salah satu peserta di ruangan itu menuturkan deadlock terpicu saat Ahok mencoba mengklarifikasi soal pengadaan UPS di wilayah kepada Anas Effendi. Setelah Anas berdiri, pihak DPRD mulai ramai merespons tindakan Ahok meminta jajaran SKPD mengklarifikasi soal pengadaan anggaran-anggaran yang tak jelas. Ahok sempat berteriak, "Bapak jangan bohong, ya" kata peserta itu menirukan Ahok.
Kemudian mediasi menjadi tidak kondusif. Beberapa anggota Dewan pun terdengar melontarkan umpatan kasar di dalam ruangan. Berdasarkan pantauan Tempo saat sempat masuk ke dalam ruangan, sebagian orang di dalam telah berdiri.
Ahok pun telah meninggalkan ruangan. Terlihat beberapa pemimpin DPRD, seperti Abraham Lunggana dan Muhammad Taufik, ikut memaki-maki. Teriakan seperti preman dan anjing terdengar dilontarkan salah satu anggota Dewan sembari berjalan keluar ruang mediasi.
AISHA A. | WDA