TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Humas Blue Bird Group, Teguh Wijayanto, mengatakan untuk menghindari pecurian kendaraan di jalanan yang dilakukan begal, perusahaan telah melengkapi beberapa peralatan untuk mengantisipasinya.
Diantaranya, menurut Teguh, tersedia peranti lunak yang terhubung langsung dengan kantor pusat blue bird seperti pemasangan GPS di setiap unit taksi. Ada pula tombol emergency khusus, hingga perekaman suara selama perjalanan.
“Karena itu, jika terjadi sesuatu tidak usah melawan. Biarkan saja dan selamatkan diri sebaik mungkin,” kata Teguh saat dihubungi, Sabtu 7 Maret 2015.
Teguh menambahkan, ditengah maraknya aksi begal saat ini, perusahaan telah mengimbau semua sopir di lingkungan Blue Bird Grup terus waspada termasuk upaya menyelamatkan jiwa sebaik mungkin, apabila ada kejadian pencurian atau pembegalan yang dilakukan para penjahat jalanan.
“Istilahnya barang bisa dicari, tetapi kalau keselamatan atau nyawa itu yang paling utama,” paparnya.
Mengenai Acam Mulyadi, 48 tahun, sopir Blue Bird yang tewas karena ditembak begal sepeda motor di rumahnya di Bekasi, Teguh mengatakan, perusahaan siap menggelontorkan sejumlah dana tunjangan bagi ahli waris Acam. “Kami akan berikan semuanya, tidak membedakan tanpa memandang masa kerja, ” ujarnya.
Teguh menjelaskan, sesuai dengan undang-undang tenaga kerja, Acam bakal mendapatkan sejumlah santunan dan tunjangan yang akan diberikan bagi ahli waris yang ditinggalkan korban.
Bahkan, Teguh memastikan seluruh biaya pengurusan selama di rumah sakit, hingga biaya pemakaman dan tunjangan kematian lainnya bakal diberikan secara utuh.
JAYADI SUPRIADIN