Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahok vs DPRD: UPS di Rumah Sakit Lebih Murah Ketimbang Sekolah

image-gnews
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng. TEMPO/Dimas Aryo
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng. TEMPO/Dimas Aryo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sim salabim dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta tahun 2014 terus terungkap. Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan perbedaan harga yang sangat jauh atas paket Uninterruptible Power Supply (UPS) yang diisediakan bagi sekolah menengah atas dan kejuruan dengan pengadaan pada rumah sakit di Ibu Kota.

Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW Firdaus Ilyas menjelaskan anggaran tiap paket pengadaan UPS di sekolah Rp 6 miliar per paket. Anggaran ini masuk melalui Dinas Pendidikan. Sedangkan Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng, yang menerima UPS sebanyak satu paket melalui dinas kesehatan, hanya bernilai Rp 1,37 miliar.

"Yang lebih membutuhkan UPS adalah rumah sakit dibanding sekolah, tetapi anggarannya berbeda jauh," kata Firdaus Ilyas, Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW, di kantornya, Senin, 9 Maret 2015.  Ia menilai UPS atau suplai daya bebas gangguan dengan kapasitas besar seharusnya lebih diprioritaskan bagi rumah sakit dibanding untuk sekolah.

Sepanjang tahun anggaran 2014, diketahui Dinas dan Suku Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan realisasi pengadaan UPS dengan harga satuan paket Rp 6 miliar sebanyak 51 paket. Paket itu terbagi atas 49 paket bagi sekolah menengah atas dan kejuruan serta satu paket bagi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah dengan nilai yang sama, yakni Rp 6 miliar.  Sedangkan satu paket lainnya bagi diperuntukkan bagi RSUD Cengkareng dengan nilai UPS sebesar Rp 1,37 miliar.

Firdaus menjelaskan komponen-komponen dari satu paket UPS senilai Rp 6 miliar, yaitu  komponen berupa honorarium Tim PBJ sebesar Rp 4,9 juta atau setara 0,08 persen, lalu belanja dokumen dan administrasi tender dengan nilai Rp 495 ribu atau setara 0,01 persen, belanja pengadaan rak besi senilai Rp 968 juta atau setara 16,13 persen.

Lalu belanja pengadaan UPS/stabilizer senilai Rp 1,92 miliar atau setara 32 persen dan belanja pengadaan instalasi listrik senilai Rp 3,1 miliar atau setara 51,76 persen dari total anggaran per paket.

Firdaus menjelaskan seharusnya harga satu paket UPS sama, baik untuk Dinas Pendidikan maupun Dinas Kesehatan. "Kenapa UPS di Dinas Pendidikan lebih tinggi anggarannya dibandingkan dengan Dinas Kesehatan. Tentunya ini ada potensi penyimpangan," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menuduh harga satu unit UPS itu digelembungkan (mark-up). Harga perangkat UPS yang memiliki kapasitas 40 KVA (kilovolt ampere) hanya sekitar Rp 100 juta, bukannya Rp 5,8 miliar seperti tercatat dalam APBD 2014.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ahok menduga oknum anggota DPRD yang selama ini mendapat untung dari proyek-proyek di Pemerintahan Provinsi Jakarta mengusulkan kembali untuk APBD 2015. Memang dalam usulan anggaran 2015, pengadaan UPS kembali disisipkan.

Jumlah keseluruhan usulan anggaran siluman dalam APBD 2015 mencapai Rp 12,1 triliun. Di dalamnya terdapat anggaran untuk pengadaan UPS. Hanya pada tahun ini pengadaan UPS tidak hanya diusulkan untuk dipasang di sekolah, tetapi juga di kantor kelurahan dan kecamatan.

Gubernur Ahok telah melaporkan kasus ini ke KPK dan Kementerian Dalam Negeri. DPRD Jakarta yang kebakaran jenggot, kemudian menggulirkan hak angket untuk Gubernur Ahok.

Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana membantah tuduhan Ahok. Menurut dia, Ahok harus membuktikan dulu apakah dana siluman yang disebutnya mencapai Rp12,1 triliun itu benar-benar ada. Ia menyatakan selama ini Ahok sering asal bicara, tapi tidak ada buktinya. Polda Metro Jaya masih menyidik kasus yang terjadi di APBD Jakarta 2014. Kita lihat saja, siapa yang benar antara Gubernur Ahok atau DPRD Jakarta.

MAYA NAWANGWULAN


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

13 jam lalu

Kreator Konten, Galih Loss. Foto: Instagram.
Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.


63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

13 hari lalu

Bank DKI. Instagram/@bank.dki
63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

29 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

29 hari lalu

Terdakwa kasus tindak pidana penodaan agama Panji Gumilang (tengah kemeja kuning) saat hendak meninggalkan ruang persidangan di Pengadilan Negeri Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 20 Maret 2024. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.


81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

44 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memotong tumpeng bersama istrinya, Wury Estu Handayani saat mengadakan tasyakuran hari ulang tahunnya di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, 11 Maret 2020. Ma'ruf Amin hari ini berulang tahun yang ke-77. TEMPO/Friski Riana
81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.


Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

47 hari lalu

Ilustrasi KJMU. Istimewa
Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?


Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

48 hari lalu

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?


69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

48 hari lalu

Wakil Gubernur Deddy Mizwar memeriksa barisan saat upacara Resimen Mahasiswa Mahawarman di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 11 Januari 2017. TEMPO/Prima Mulia
69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.


Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

49 hari lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?


Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

52 hari lalu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tertawa bersama dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) usai hadiri acara pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.