TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat Mochtar Zakaria mengatakan keberadaan Bronto Skylift, kendaraan taktis buatan Jerman-Swedia ini sangat penting karena bertambahnya gedung pencakar langit di Jakarta.
"Se-Indonesia baru satu ini, dan kebetulan hari ini pertama kali digunakan untuk pemadaman Kasgoro ini," ujar " ujar Mochtar di lokasi kebakaran gedung Kosgoro, Jalan MH Thamrin,
Bronto Skylift adalah kendaraan penjinak api dengan daya jangkau hingga ketinggian 100 meter. "Kalau tanpa Bronto gak tahu sampai kapan titik api dipadamkan," ujarnya.
Mochtar menjelaskan, kendaraan taktis buatan Jerman-Swedia ini sangat penting karena bertambahnya gedung pencakar langit di Jakarta.
Untuk ukuran kendaraan taktis pemadaman titik api, hingga kini Bronto masih memegang rekor sebagai kendaraan tertinggi di dunia untuk daya jangkau pemadaman ketinggian api. "Standar Bronto itu standarnya dunia untuk urusan kebakaran," ujar dia.
Kendaraan itu mampu menjangkau tingkat kesulitan hingga ketinggian 100 meter. Para petugas tinggal mengatur tingkat ketinggian termasuk kemiringan yang diperlukan untuk menjinakkan kobaran api.
"Idealnya satu wilayah satu Bronto, itu sangat efektif sekali," Mochtar berujar.
Mochtar menambahkan sebelum memiliki Bronto, mobil pemadam kebakaran tertinggi yang dimiliki Jakarta, hanya mampu menjangkau ketinggian 41 meter. Itupun jumlahnya hanya dua unit. "Rata-rata tiap wilayah kami memiliki 150 unit di luar Bronto," kata dia.
Berikut perincian mobil pemadam kebakaran wilayah Jakarta, Bronto skylift 1 unit, mobil ketinggian 41 meter 2 unit, mobil ketinggian 33 unit empat unit yakni Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Barat dan Selatan. Dengan ketinggian 18 meter hampir semua wilayah memilikinya. Sedangkan total petugas yang siaga setiap hari mencapai 150 orang.
Ia menambahkan, untuk wilayah Jakarta Pusat ada sedikitnya empat titik yang dianggap rawan terjadinya kebakaran yakni wilayah Tanah Abang, yang meliputi Kebon Melati, Kebon Kacang, Lao Tze Karang Anyar, serta Tanah Tinggi jalan Kartini.
JAYADI SUPRIADIN