TEMPO.CO, Jakarta - Bronto Skylift, menurut Kepala Seksi Operasi Suku Dinas (Sudin) Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Pusat Muchtar Zakaria, adalah sebuah alat ajaib. "Terasa betul pekerjaan menjadi ringan karena tak perlu manual mencapai lantai 16," kata dia, Selasa, 10 Maret 2015.
Bronto Skylift identik dengan mobil pemadam kebakaran yang dilengkapi oleh wahana angkat setinggi seratus meter. Bronto Skylift adalah sebuah merek dagang spesialis penyuplai truk hidrolik. Khusus untuk mobil pemadam kebakaran, pabrikan asal Amerika Serikat ini memiliki lima spesifikasi termasuk untuk penyemprotan dari udara dari ketinggian 23 meter hingga 112 meter.
Spesifikasi pertama, mobil pemadam kebakaran multifungsi seri allrounder yang di-setting untuk memadamkan api dan juga sebagai alat penyelamat pada ketinggian terbatas. Seri RLX adalah mobil pemadam kebakaran yang memungkinkan pemadaman dilakukan pada ketinggian 32-55 meter. RPX memungkinkan pemadaman dilakukan pada ketinggian 32 sampai 70 meter, sementara seri HLA memungkinkan pemadaman dilakukan pada ketinggian 81 hingga 112 meter. Umumnya, Indonesia memiliki seri TLK yang betul-betul hanya berfungsi untuk memadamkan api saja.
Kelebihan lain skylift yang dipasarkan secara global ini adalah kemampuan untuk bermanuver sehingga saat melakukan penyelamatan, korban tidak hanya bisa dievakuasi ke daratan melalui metode vertical rescue. Tetapi juga bisa diamankan di gedung lain yang posisinya aman.
Nama Bronto Skylift di Indonesia menjadi populer sejak kebakaran menghanguskan lantai 16 hingga 20 Wisma Kosgoro. Sayangnya, nama Bronto Skylift dimaknai keliru sebatas pada pemadam kebakaran yang memiliki daya tembus ketinggian hingga seratus meter. Indonesia hanya memiliki satu unit tipe HLA.
Muchtar mengaku sangat senang dengan keberadaan skylift HLA. "Saat datang jam sembilan malam itu, pekerjaan menjadi betul-betul ringan," kata dia. Ia mengelak HLA Skylift disebut terlambat datang. "Skylift-nya ada di bengkel Ciracas karena perawatan rutin dan saat hendak berangkat kekurangan awak. Jadi menjemput awak dari dinas kebakaran DKI dulu baru ke Ciracas," kata dia.
Alasan lain unit ini berada di Ciracas adalah ketersediaan lahan parkir yang terbatas. "Mikir-nya sekalian perawatan ya sekalian nitip, di bengkel pasti aman. Sebab di Jakarta Pusat kantor kami tak ada lahan parkirnya untuk unit yang panjang itu," kata dia. Tetapi belajar dari kondisi yang ada, lahan parkir HLA Skylift ditetapkan berada di Kemayoran.
DINI PRAMITA