TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan Jakarta Selatan merupakan wilayah yang warganya paling banyak menderita demam berdarah. Jumlah penderita di wilayah itu hingga 10 Maret 2015 sudah 311 orang.
"Angka penderita di Jakarta Selatan hampir selalu paling tinggi," kata Koesmedi kepada Tempo, Rabu, 11 Maret 2015.
Koesmedi menuturkan, jumlah penderita terbanyak berikutnya berada di Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat. Di Jakarta Selatan, incidence rate atau angka insiden penderita demam berdarah mencapai 14,23.
Incidence rate (IR) adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut. Perbandingan yang digunakan setiap seratus ribu penduduk. Artinya, setiap seratus ribu penduduk ditemukan 14 penduduk di Jakarta Selatan yang terinfeksi demam berdarah.
Wabah demam berdarah juga menyerang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ini merupakan hari ketiga Ahok absen masuk kantor.
Adapun kecamatan yang penduduknya paling banyak terjangkit yaitu Kecamatan Kebayoran Baru yakni 22,25. Jumlah terbanyak diikuti Pancoran, Cilandak, Pesanggrahan, dan Palmerah.
Menurut Koesmedi, antisipasi demam berdarah dilakukan dengan pembagian bubuk abate sebagai program Pemberantasan Sarang Nyamuk di lingkup rukun tetangga. "PSN itu cara paling efektif," kata Koesmedi.
LINDA HAIRANI