TEMPO.CO, Jakarta - Nama Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari Fraksi Gerindra Rina Aditya Saputri mencuat kala Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut ia diduga bermain dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2014. Alasannya, ada mata anggaran yang dikhususkan bagi anggota Dewan dari Fraksi Partai Gerindra tersebut.
Beberapa hari ini Rina tak terlihat beraktivitas di gedung Dewan. Rina merupakan anak Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat Alex Usman--yang kini sedang diperiksa sebagai saksi di Polda Metro Jaya untuk kasus UPS. Nama Rina disebut Ahok lantaran pengadaan buku pendidikan dilakukan bersamaan dengan kampanyenya sebagai calon legislator. Di manakah gerangan Rina berada?
"Dia sempat sakit tiga hari. Setelah itu langsung izin umrah. Saya mengetahui itu," kata Wakil Ketua DPRD dari Fraksi Gerindra Muhammad Taufik kepada Tempo di ruang kerjanya, Rabu, 18 Maret 2015.
Taufik mengatakan Rina izin dua minggu sampai 25 Maret 2015. "Masak orang mau umrah enggak kami izinkan," kata Taufik. Absennya Rina dianggap tak mengganggu kinerja Dewan terkait dengan anggaran DKI 2015 karena anak Alex Usman itu bukan anggota Badan Anggaran.
Salah seorang staf anggota DPRD yang enggan disebut namanya mengatakan Rina berangkat umrah pada Rabu, 18 Maret 2015. Tempo mencoba menghubungi telepon seluler Rina, tetapi tidak aktif.
Gubernur Ahok kemarin menyindir Rina karena anggaran pendidikan digunakan untuk membeli bukunya. "Tahun lalu kami bangga karena anggaran pendidikan besar. Ternyata kami membeli bukunya si Rina," kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 17 Maret 2015.
Ahok menjelaskan harga buku tersebut sebenarnya Rp 45 ribu per eksemplar. Namun dalam APBD 2014 nilainya membengkak menjadi Rp 100 ribu per eksemplar.
Dalam APBD 2014, buku yang dimaksud Ahok diadakan lewat beberapa program. Buku tersebut di antaranya berjudul Dari Delman Menuju MRT yang diperuntukkan bagi siswa sekolah menengah pertama dengan nilai proyek Rp 600 juta, sekolah menengah atas (Rp 500) juta, sekolah dasar (Rp 830 juta), dan sekolah menengah kejuruan (Rp 500 juta).
Judul buku lain yakni Urban Batavia Urban Jakarta yang diadakan dengan dana Rp 500 juta, Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit (Rp 500 juta), dan Batavia Era Kolonial hingga Jokowi (Rp 500 juta).
Soal pengadaan buku tersebut, Taufik menolak partainya dikaitkan. Ia beralasan Rina adalah anggota partai yang baru, sementara pengadaan tersebut dilakukan pada tahun lalu. "Kami enggak tahu kalau dia penulis apa segala macam," kata Taufik.
DINI PRAMITA