TEMPO.CO, Jakarta - Promotor konser boyband asal Inggris, One Direction (1D), Ismaya Live, bersama Direktur Pengembangan Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno, Raja Parlindungan Pane, menemui Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi di kantor Menteri Imam, Kamis, 19 Maret 2015. Mereka datang untuk menjelaskan persoalan rebutan Stadion Gelora Bung Karno yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial beberapa hari ini.
Pada kesempatan itu, Raja menjelaskan kepada Menteri Imam bahwa promotor 1D sudah dua tahun lalu mengajukan permintaan penggunaan GBK sebagai lokasi konser pada 25 Maret 2015, sementara Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memberitahukan jadwal laga pra-kualifikasi Piala AFC 2016 U-23 pada 27-31 Maret 2015 satu setengah bulan lalu. "Ketika itu, saya sudah menyampaikan kepada PSSI," ujarnya.
Raja mengatakan jadwal kedua perhelatan itu tidak berbenturan. Sebab, perhelatan sepak bola level Asia itu digelar dua hari setelah konser. Tapi, ia melanjutkan, ada kekhawatiran bahwa kondisi rumput di lapangan GBK setelah ditutup untuk konser akan menjadi kuning. "Saya sampaikan, mudah-mudahan tidak begitu," ucapnya.
Penutupan rumput itu, menurut Raja, sesuai dengan persyaratan yang diajukan pengelola GBK kepada promotor konser agar rumput terjaga. Apalagi penutup yang digunakan bukan asal penutup, tapi terbuat dari produk Amerika Serikat, sehingga rumput masih bisa bernapas meskipun ditutup. Pada saat kampanye pemilu presiden tahun lalu, panitia konser untuk Joko Widodo bertajuk Salam Dua Jari juga melakukan hal yang sama. "Pengalaman saya kemarin, selama kampanye itu lapangan ditutup sepuluh hari, tapi kondisinya masih bagus," ujarnya.
Raja mengatakan akan berkoordinasi dengan penyelenggara konser 1D agar secepatnya membereskan lapangan sehingga bisa digunakan untuk uji coba lapangan sehari sebelum laga pra-kualifikasi AFC itu digelar. "Bongkar malam itu, jadi tanggal 26 Maret 2015 kami bisa mulai memberikan pupuk, terus malam hari bisa digunakan untuk uji coba," tuturnya.
Kepala Cabang Ismaya Live Yudha Perdana menegaskan, pihaknya akan menuruti apa pun yang diminta pengelola GBK. "Kami menunggu arahan dari pengelola GBK. Kami akan jalankan semuanya sesuai dengan prosedur yang memang pengelola inginkan, dan kami sepakat untuk mengikuti itu," ujarnya. Bahkan, ia menambahkan, pihaknya siap menambah tenaga kerja agar proses membereskan lapangan lebih cepat selesai.
Menteri Imam menanggapi penjelasan yang diberikan Raja dan Yudha dengan pertanyaan singkat, "Jadi pengelola masih memberikan jaminan kalau rumputnya aman?"
Raja menjawab, "Iya." Tapi ia tidak bisa menjamin apakah nanti kondisi lapangan sesuai dengan standar Federasi Sepak Bola Asia (AFC) yang menjadi penyelenggara perhelatan sepak bola Piala AFC dan menunjuk PSSI sebagai tuan rumah putaran prakualifikasi. "Menurut pengalaman kami, bisa. Tapi ini standarnya dari AFC karena ini acara AFC," katanya.
Setelah mendengar penjelasan itu, Menteri Imam meminta Raja sebagai pengelola GBK menyiapkan secara teknis agar kondisi lapangan GBK sesuai dengan standar AFC. Selain itu, ia meminta Raja mendampingi PSSI memberi penjelasan kepada AFC. "Saya nanti minta informasi selengkapnya," kata Imam.
Benturan agenda konser dengan perhelatan pra-kualifikasi Piala AFC, kata Menteri Imam, menjadi pelajaran penting bagi pengelola GBK. Ia menegaskan, kelak, GBK sebaiknya lebih mengutamakan kepentingan olahraga daripada konser. Ia berpesan kepada Raja, "Apabila ada tawaran kontrak konser lagi atau apa pun di luar olahraga, harus koordinasi dulu dengan PSSI atau induk organisasi olahraga lain di Indonesia. Olahraga lebih diutamakan," tegasnya.
RINA WIDIASTUTI