TEMPO.CO, Jakarta - PT Mass Rapid Transportation Jakarta mulai memasuki pengerjaan konstruksi skala besar di wilayah Fatmawati, Panglima Polim dan Blok M. Di wilayah ini mulai dilakukan proyek MRT jalur layang dengan memancang pondasi.
”Pondasi bore pile di Fatmawati dimulai pekan ini dan untuk Haji Nawi dimulai awal April,” kata Project Manager Elevated Construction Heru Nugroho kepada Tempo, Senin 23 Maret 2015.
Heru mengatakan, untuk wilayah Fatmawati hingga Cipete, disiapkan jalur alternatif Jalan Metro Pondok Indah, Jalan Pangeran Antasari dan Jalan Prapanca. Sementara itu, untuk wilayah Panglima Polim hingga persimpangan Blok M disiapkan jalur alternatif Jalan Barito, Jalan Radio Dalam, Jalan Kramat Pela dan Jalan Pangeran Antasari.
”Masyarakat pengendara kendaraan bermotor lebih baik menghindari Jalan Fatmawati dan Panglima Polim selama pengerjaan ini,” kata Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Muhammad Nasir.
Pekerjaan konstruksi ini dibagi dalam dua paket pekerjaan yaitu CP 102 yang dikerjakan Tokyu-Wijaya Karya Joint Operation, meliputi jalur Cilandak Lima hingga Panglima Polim. CP 103 dikerjakan oleh Obayashi-Shimizu-Jaya Konstruksi yang meliputi jalur Haji Nawi hingga Melawai. ”Pengerjaan akan dimulai dari pelebaran jalan dengan pemasangan pagar, kemudian baru akan dimulai pekerjaan pondasi bore pile,” kata Heru.
Baca Juga:
Di wilayah Fatmawati, pengerjaan pondasi bore pile dibagi dalam dua wilayah. Wilayah pertama dimulai dari Jalan Cilandak Lima, sesudah Pasar Mede dari arah selatan, bergerak ke arah utara. Wilayah Kedua dimulai dari Jalan Madrasah bergerak ke arah selatan. ”Untuk pengerjaan ini membutuhkan areal seluas delapan meter,” kata Heru.
Berbeda dengan area Cilandak Lima, pengerjaan pondasi bore pile di Haji Nawi hingga Melawai membutuhkan areal kerja seluas sepuluh meter. Perbedaan luas areal kerja yang dibutuhkan, menurut Heru, disebabkan oleh perbedaan tipe struktur. ”Kalau yang Cilandak sampai Panglima Polim menggunakan steel casing pile, struktur baru yang lebih cepat dan efisien,” kata dia.
Menurut Heru, luas areal kerja perlahan akan dikecilkan menjadi enam meter. ”Kami butuh delapan meter sampai September 2015 atau lima bulan untuk sepanjang 400 meter,” kata dia. Namun, pengerjaan pondasi bore pile jalur layang ini sendiri akan dilakukan bertahap sehingga ditargetkan selesai seluruhnya pada Mei 2016.
Adapun rekayasa lalu lintas yang dilakukan adalah dengan membuat tiga tipe jalur yang akan dilalui. Tipe satu yaitu jalur utara satu lajur dan jalur selatan dua lajur contohnya di depan BCA dekat Pasar Mede Cilandak. Tipe dua adalah jalur utara dua lajur dan lajur selatan satu lajur contohnya adalah di depan Bank Mandiri Cilandak. Tipe tiga adalah dua lajur untuk dua jalur contohnya di depan Adira Finance Haji Nawi.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Sutimin meminta PT MRT tak menutup akses bagi pengendara motor. ”Demi rasa keadilan, yang satu lajur itu setidaknya memberikan ruang bagi motor. Jangan seperti pengerjaan busway Ciledug yang memangkas jalur kendaraan roda dua,” kata dia. Ia juga meminta manajemen PT MRT sering berkoordinasi soal rekayasa lalu lintas. Soalnya akan berbarengan dengan proyek besar lainnya, seperti busway.
DINI PRAMITA