TEMPO.CO , Jakarta: Pada 24 Maret 1909, koran Perniagaan menerbitkan berita berjudul 'Kegiling Kreta Api.' Berikut kutipan sebagian paragrafnya sesuai dengan kaidah bahasa saat itu.
Kemaren seorang Slam toekang Wissel sebab tiada ati-ati soeda kagiling kreta api di station Senen, hingga ia mesti dikirim ke stads verband.
Berikut pemberitaan sejumlah koran di Batavia terhadap sejumlah peristiwa yang terjadi pada 24 Maret.
Di Labrak
[Bintang Batavia, 24 Maret 1906]
Satoe toean di Bogor jang namanja djoega tersohor disini belom lama pindah kesana, soedah tjoba memboejoek satoe nona oemoer 12 tahon akan berboewat kelakoean jang koerang patoet. Toean ini soedah di labrak oleh soedara-nja nona itoe, sehingga misti digotong dibawa ka Roemah Sakit, saking amat pajahnja. Apa politie tiada melakoekan daja oepaja soepaja mengoesir toean ini ka laen tempat, di loewar Hindia Belanda?
Chabar Akan Merampok
[Pemberitaan Betawi, 24 Maret 1907]
Kemaren ada tersiar chabar, bahoea ada satoe pasoekan perampok dari bekasi jang terdiri dari 100 orang, hendak datang di Kota Betawi hendak merampok. Meskipoen chabar itoe tiada haroes dipertjaja, maka politie telah berhati-hati. Tapi kesoedahannja tadi malam tiada ada kedjadian apa apa.
Pertjitakan
[Pembrita Betawi, 24 Maret 1911]
Stoomdrukkerij Albrecht & Co, Kali Besar, Batavia. Memoedjiken dengen hormat, soeka trima pesenan boewat segala roepa tjitakan-tjitakan besar dan ketjil jang dikerdjaken dengen tjepat dan bagoes harganja poen moerah.
Membawa Lari Gadis
[Pembrita Betawi, 25 Maret 1912]
Seorang Slam di Bandoeng berdjandji akan memberi oepahan f 60, pada siapa jang bisa bawa kembali ia poenja anak perempoean jang telah dibawa lari seorang Europa.
EVAN | PDAT